Jawa Pos

Garap Film Kedua sambil Siapkan Film Ketiga

Wilson Tirta, Produser Muda Film Indonesia

- SEPTINDA AYU PRAMITASAR­I

Pada usia yang masih belasan tahun, Wilson Tirta sudah mencatatka­n banyak pengalaman. Mulai pengusaha bidang kuliner sampai produser film. Remaja 15 tahun itu baru saja meluncurka­n film keduanya, Revan dan Reina.

SEDERET piala dan piagam terpajang rapi di atas rak buku di Apartemen Educity, Pakuwon City. Dua di antaranya merupakan penghargaa­n dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) dan Muri yang diberikan kepada Wilson sebagai executive producer termuda film Indonesia 2017.

Wilson mengambil dua piagam tersebut. Kemudian, menatanya di atas rak berdamping­an.

”Piagam ini aku dapat setelah menggarap film pertamaku, Ular Tangga,” katanya saat ditemui Senin lalu (19/2).

Putra pasangan suami istri Willy Tamim dan Liliek Andriani Hadi Wibowo itu memang remaja berprestas­i di Surabaya. Dia pernah menjadi juara III Pemuda Pelopor 2015 Surabaya dan Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2016 J

Wilson mulai merintis karir sebagai pengusaha pada usia 11 tahun. Dia membuat bisnis kuliner camilan udang garang. Idenya berawal dari kasus teman ayahnya yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). ”Aku bantu teman ayah saja waktu itu,” ujarnya.

Dari menjual udang dengan kemasan biasa lewat online, Wilson mengubah packaging menjadi lebih menarik. Dengan begitu, harga jualnya ikut naik. Pembeli juga lebih tertarik karena kemasannya eksklusif. Kini bisnisnya sudah sampai Hongkong, Singapura, Malaysia, dan negaranega­ra lain di Asia Tenggara. ”Sampai sekarang masih berjalan bisnisnya,” ungkapnya.

Sukses di bisnis, Wilson mendapat tantangan baru. Dua tahun lalu penggemar fotografi itu bertemu kenalan mamanya yang bergerak di bidang film. Wilson diajak untuk terlibat.

Tawaran tersebut tidak disiasiaka­n Wilson. Siswa kelas X SMA itu akhirnya mulai menggarap film perdananya pada 2016. Film bergenre thriller

tersebut berjudul Ular Tangga.

Wilson menjadi executive producer. ”Saya masih SMP kelas VIII. Dari film itu saya dapat dua penghargaa­n,” katanya.

Sebagai executive producer,

Wilson mendanai proses produksi film itu. Dia tidak terlalu banyak berperan dalam proses teknis. Namun, dia berhak memastikan produksi berjalan sesuai jadwal. Jabatan tersebut juga merujuk pada orang yang terlibat sejak ide awal pembuatan film.

Pengalaman itu ternyata memberi candu baginya. Dia akhirnya memproduse­ri film keduanya, Revan dan Reina,

yang tayang di bioskop pada 29 Maret nanti. Kali ini film yang dibuat bergenre drama. Wilson menjadi co-producer sekaligus talent yang memerankan adik Revan. ”Di film baru ini, aku dan mama juga ikut menjadi talent,” katanya.

Tugasnya lebih berat. Dia menjadi pendamping produser utama yang memiliki tanggung jawab pada keseluruha­n produksi film. Termasuk merekrut tim produksi dan pemain sampai mengurus perizinan.

Selama proses produksi film Revan dan Reina yang dibintangi Bryan Domani dan Angela Gilsha, Wilson mondar-mandir Surabaya– Jakarta karena harus mengurus pendidikan­nya dan project film terbarunya. ”Aku langsung terlibat sendiri dalam pembuatan film ini. Termasuk mencari talentnya,” ucap remaja yang kini memilih homeschool­ing itu.

Wilson menyatakan, produksi film keduanya terbilang singkat. Dimulai pada September 2017. Proses syutingnya hanya 18 hari. Film yang diangkat dari novel karya Christa Bella itu memiliki jalan cerita tentang cinta anak remaja zaman sekarang. Film rilisan WP Pictures tersebut disutradar­ai Andreas Sullivan. ”Kalau di film pertama saya tidak banyak terlibat. Di film ini, saya lebih banyak turun langsung di lapangan,” ujarnya.

Meski film kedua belum tayang, Wilson sudah mempersiap­kan film ketiga yang kembali bergenre drama. Saat ini sudah masuk proses produksi. Selama ini, Wilson sama sekali tidak pernah belajar perfilman secara khusus. Dia menempa diri secara otodidak. Salah satunya membaca buku dan belajar lewat internet. ”Aku pernah sih kursus perfilman di Hongkong, tapi hanya dua hari,” katanya.

Wilson terbilang sudah sukses di usia muda. Tetapi, dia tidak ingin puas begitu saja. Dia terus belajar mendalami pekerjaan yang kini digelutiny­a. Salah satu impiannya adalah menjadi director of photograph­y (DOP) dan sutradara. ”Selama ini kan saya masih nempel orang. Namanya masih baru. Penginnya sih dikerjakan sendiri,” kata penggemar Steven Spielberg itu.

 ?? DIKA KAWENGIAN/JAWA POS ?? KETAGIHAN BIKIN FILM: Wilson Tirta saat ditemui di kediamanny­a, Apartemen Educity, Pakuwon City, pada Senin lalu (19/2).
DIKA KAWENGIAN/JAWA POS KETAGIHAN BIKIN FILM: Wilson Tirta saat ditemui di kediamanny­a, Apartemen Educity, Pakuwon City, pada Senin lalu (19/2).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia