Ajang Unjuk Kreasi Arsitektur Nasional
SURABAYA – Puluhan maket dan rancangan arsitektur tertata rapi di salah satu ruangan di Empire Palace, Genteng, kemarin (21/2). Semuanya karya anak bangsa. Pameran tersebut diselenggarakan dalam rangka Konvensi Arsitektur Indonesia 2018.
Peminat pameran tersebut tidak sedikit. Terhitung, sejak dibuka pada pukul 15.00, pameran itu terusmenerus kedatangan pengunjung. Sebagian besar yang datang juga berprofesi arsitek. Kebanyakan arsitek muda dari Surabaya.
Salah satunya Pandhu Putra Pratama. Lulusan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur itu datang tidak hanya sebagai penikmat karya, tapi juga pembicara pada pertemuan yang akan berlangsung di ruangan yang sama. ”Saya jadi salah satu orang yang membagikan informasi kepada arsitek muda di Surabaya,” jawabnya.
Dari sekian banyak maket dan rancangan yang ada, ada satu desain yang menarik perhatiannya. Desain tersebut bernama Nataneka Architect. Rancangan itu merupakan sebuah bangunan pelabuhan udara. Bandara tersebut memiliki kubah gedung yang mirip bangunan rumah tradisional Toraja. ”Unsur tradisionalnya terasa sekali,” ungkap pria 20 tahun tersebut.
Dia juga menggemari ide pemilik desain tersebut. Sang desainer tidak mau menghamburkan ruang kosong dalam rancangannya itu. Semuanya terpakai dengan maksimal. Lahan kosongnya digunakan sebagai landasan terbang, sedangkan ruang tunggunya kecil. Jadi, pesawat yang bisa ditampung semakin banyak. ”Menurut saya, itu pintar,” katanya.
Konvensi tersebut akan diresmikan hari ini. Namun, berbagai pameran dan talk show dilaksanakan sejak Senin (19/2). Acaranya tersebar di kawasan Genteng. Ada yang berlokasi di co-working space Koridor serta di Empire Palace. ”Kalau yang di Empire Palace, kami juga memamerkan beberapa bahan dasar bangunan untuk referensi para arsitek muda,” ucap Ketua Panitia Konvensi Arsitektur Indonesia Ir Mazttri Indrawanto.