Jawa Pos

Ajak Pengusaha Bangun RSUD Barat

Belum Ada Kesepakata­n dengan Dewan

-

SIDOARJO – Eksekutif dan legislatif sudah sepakat membangun RSUD wilayah barat. Kesepakata­n tersebut tidak terkait dengan pembiayaan­nya. Sebab, belum ada kata sepakat antardua lembaga itu. Meski begitu, eksekutif terus bergerak maju. Bahkan, kemarin (21/2) pemkab menjajaki minat pasar untuk ikut terlibat dalam pembiayaan pembanguna­n rumah sakit tipe c tersebut.

Dalam acara yang diselengga­rakan di Pendapa Delta Wibawa itu, pemkab mengundang puluhan pengusaha. Bupati Sidoarjo Saiful Ilah memaparkan rencana pembanguna­n RSUD tersebut. Juga, mekanisme proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

’’Kami saat ini sudah berkomitme­n untuk membangun RSUD di wilayah barat. Sebab, RSUD Sidoarjo kini menjadi rujukan kota lain sehingga kami butuh tambahan rumah sakit untuk melayani masyarakat. Terutama masyarakat di wilayah barat,’’ jelasnya.

Nah, RSUD baru tersebut dirancang memiliki 191 tempat tidur, termasuk di dalamnya rawat intensif dengan fasilitas layanan kesehatan unggulan traumatolo­gy center. Pembanguna­n gedung dan penyediaan alat kesehatann­ya ditaksir menelan biaya Rp 351 miliar. Pemkab Sidoarjo ingin merealisas­ikannya dengan mengganden­g pihak swasta untuk membiayai pembanguna­nnya serta pengoperas­iannya selama 10 tahun.

’’Karena itu, kami mengadakan ini untuk menginform­asikan rencana kami ini ke badan usaha. Kami juga ingin mengukur minat badan usaha,’’ ungkap Kepala Bappeda Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono.

Melalui market sounding tersebut, bupati pun berharap para pengusaha yang diundang tertarik untuk bekerja sama. ’’Semoga dari sini bisa menjadi jalan menuju final pembanguna­n RSUD wilayah barat,’’ tutur Saiful. Harapan membangun RSUD wilayah barat dengan sistem KPBU rasanya bakal berat. Sebab, ada informasi bahwa jaringan rumah sakit di Surabaya sudah ada yang mengantong­i izin pembanguna­n rumah sakit umum di wilayah Krian. Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan pun tidak menampik informasi tersebut.

’’Informasi yang masuk ke saya, yang akan membangun itu jaringanny­a RSIA Kendangsar­i Surabaya. Tapi, bentuknya rumah sakit umum. Izinnya sudah turun,’’ ucapnya.

Yang juga membuat berat penerapan sistem KPBU adalah belum adanya persetujua­n dewan. Sebab, mayoritas mengingink­an pembiayaan­nya menggunaka­n APBD sendiri. ’’Dewan sepakat membangun RSUD di Krian. Tapi, soal pembiayaan­nya nanti dulu. AP (availabili­ty payment) untuk sistem KPBU ini harus diteliti kembali. Terlalu tinggi atau tidak? Sebab, ketinggian itu akan membebani APBD karena kerja samanya 10 tahun,’’ papar Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Emir Firdaus.

Menurut dia, eksekutif dan legislatif harus berhati-hati. Apalagi, masa kerja DPRD Sidoarjo periode sekarang tinggal 1,5 tahun. Masa bakti Saiful juga tinggal tiga tahun. ’’Jangan sampai keputusan kita nanti membebani teman-teman berikutnya. Juga, jangan sampai membebani APBD. Kalau soal acara ini, itu terserah eksekutif. Sah-sah saja mereka menggelar ini,’’ paparnya.

 ?? MIFTAKHUL FS/JAWA POS ?? JAJAKI MINAT PASAR: Bupati Saiful Ilah memberikan penjelasan mengenai RSUD wilayah barat kepada pengusaha yang hadir kemarin.
MIFTAKHUL FS/JAWA POS JAJAKI MINAT PASAR: Bupati Saiful Ilah memberikan penjelasan mengenai RSUD wilayah barat kepada pengusaha yang hadir kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia