Gus Ipul-Puti Sementara Unggul
Versi KedaiKOPI, Selisih 7,4 Persen
SURABAYA – Dua calon wakil gubernur (cawagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno, belum terlalu dikenal publik. Terutama Puti yang berasal dari Jawa Barat.
Meski demikian, elektabilitas Puti bersama Saifullah Yusuf sebagai pasangan calon (paslon) masih lebih tinggi daripada Khofifah-Emil. Setidaknya menurut hasil survei yang kemarin dirilis Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).
Menurut hasil survei tersebut, hanya 28,5 persen publik Jatim yang mengenal Puti. Tingkat keterkenalannya paling rendah di antara seluruh calon. Sementara itu, cawagub Emil Elestiantio Dardak memiliki tingkat keterkenalan 48,7 persen.
Meski demikian, tingkat keterkenalan yang rendah itu tidak terlalu berdampak pada elektabilitas. Sebab, hampir seluruh pemilih berpatokan pada sosok cagub, bukan cawagub. Untuk sementara, paslon Gus Ipul-Puti unggul karena dipilih oleh 53,7 persen responden. Selisih 7,4 persen dari elektabilitas Khofifah-Emil yang disebut mencapai 46,3 persen.
Dari sisi popularitas, Khofifah sebenarnya lebih populer daripada Gus Ipul. Tingkat keterkenalan Khofifah mencapai 94 persen.
Direktur KedaiKOPI Vivi Zabkie menuturkan, survei tersebut dilakukan pada 2–8 Februari atau sepekan sebelum masa kampanye dimulai. ’’Peluang untuk berubah pilihan masih ada karena kami lihat swing voter juga masih ada,’’ terangnya kepada Jawa Pos kemarin (22/2).
Berdasar survei tersebut, publik Jawa Timur sebenarnya masih gamang dengan pilihan mereka. Ada 43,7 persen responden yang mengaku baru akan menetapkan pilihan pada masa tenang atau pada hari H pencoblosan. Selebihnya, 41,4 persen menetapkan pilihan saat masa kampanye, sedangkan 14,2 persen lainnya sudah punya pilihan jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Airlangga Pribadi Kusman menilai selisih elektabilitas yang hanya 7,4 persen itu tergolong tipis. Apalagi, margin error mencapai 4 persen. Lain halnya bila selisih elektabilitas mencapai 10 persen dan margin error lebih kecil. ’’Kalau seperti itu, belum bisa melihat (siapa yang unggul), masih akan berubah,’’ tuturnya.
Menurut dia, dalam empat bulan ke depan, yang menjadi penentu elektabilitas riil adalah langkah politik. Sebab, popularitas dua paslon sudah optimal. ’’Sudah saatnya bicara tentang program, terutama masalah kemiskinan,’’ tambahnya.