Musafir yang Bersinar
Shakhtar Empat Tahun Terusir dari Donetsk
KIEV – Shakhtar Donetsk adalah bukti bahwa sepak bola kalah oleh politik. Karena konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia pada 2014, Shakhtar pun terpaksa terusir dari markas asli mereka di Donbass Arena.
Perseteruan dua negara Eropa Timur itu membuat Donbass Arena beberapa kali menjadi korban serangan militer. Stadion yang menjadi salah satu venue Euro 2012 tersebut pun mengalami kerusakan. Alhasil, Donbass Arena akhirnya ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
Shakhtar pun harus mencari home base baru. Pilihan jatuh pada Arena Lviv. Jaraknya sekitar 1.200 kilometer dari Donetsk. Shakhtar berkandang di sana pada 2014 sampai 2016. Setelah itu, Shakhtar kembali berpindah markas. Kali ini pilihannya adalah Metalist OSC di Kharkiv.
”Kami kehilangan home base asli kami, stadion kami, dan suporter kami,” kata kapten Shakhtar Darijo Srna awal musim ini seperti dilansir The Guardian.
Pernyataan bek yang saat ini diskors karena gagal tes doping itu bisa dipahami. Sebab, jarak Donetsk–Lviv–Kharkiv tidak pendek. Bila ditotal, jarak yang harus ditempuh suporter The Miners –julukan Shakhtar Donetsk– bisa mencapai sekitar 2.000 kilometer.
Namun, Metalist OSC yang mulai dipakai Shakhtar di Liga Champions musim ini ternyata memberikan tuah bagi tim polesan Paulo Fonseca itu. Dari empat pertandingan, juara Ukraina tersebut selalu menang. Termasuk menjadi penyebab kekalahan pertama bagi Manchester City musim ini pada matchday pemungkas penyisihan lalu (6/12).
Bila ditotal, sejak menjadi musafir per musim 2014–2015, Shakhtar sudah melakoni 14 pertandingan di Liga Champions. Hasilnya adalah 8 kemenangan, 2 seri, dan 4 kalah.
Namun, prestasi yang ditorehkan sebagai tim usiran belum bisa melampaui apa yang mereka raih saat masih ber-home base di Donbass Arena. Pencapaian terbaik Shakhtar adalah menembus perempat final Liga Champions 2010–2011. Berbekal kemenangan 2-1 atas AS Roma kemarin (22/2), Shakhtar pun hanya membutuhkan hasil imbang pada leg kedua di Olimpico (7/3) untuk melenggang ke 8 besar.
”Menurut saya, ini (kemenangan di empat laga kandang di Liga Champions musim ini, Red) adalah kebetulan. Selalu sulit saat menghadapi tim Italia yang sangat disiplin dalam bertahan,” kata Fonseca merendah seperti dilansir Football Italia.