PT Pertagas Masih Beralasan
Didesak Segera Perbaiki Jalan Mayjen Sungkono
GRESIK – Komisi III DPRD Gresik penasaran. Terus-menerus mendengar teriakan masyarakat tentang kondisi Jalan Mayjen Sungkono, komisi bidang pembangunan itu turun ke lokasi kemarin (22/2). Mereka meminta jalan tersebut segera diperbaiki. Pemilik proyek pipa gas, PT Pertagas, masih mengulur waktu.
Komisi III turun bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik. Hadir pula pihak PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai pemilik proyek pemasangan pipa gas. ”Kerusakannya sudah parah. Perlu penanganan segera,” kata Kepala Dinas PUTR Gresik Gunawan Setijadi di lokasi.
Jika tidak segera diperbaiki, kerusakan jalan semakin berat. Bahkan, meluas. Gunawan juga meminta Pertagas tidak hanya memperbaiki jalan di titik galian pipa. Sebab, sepanjang Jalan Mayjen Sungkono rusak akibat galian pipa. ”Kami minta dampak kerusakan jalan akibat galian direkondisi,” pintanya.
Dinas PU juga meminta BUMN itu memperbaiki akses Prambangan–Banjarsari. Sebab, jalan tersebut juga dilalui proyek pemasangan pipa bawah tanah dengan tujuan Semarang itu. ’’Kami minta direkondisi seperti semula,” imbuhnya.
Ketua Komisi III Asroin Widyana meminta perbaikan dilakukan secepatnya. Tidak harus menunggu galian pipa tuntas. Jika terlalu lama, bakal muncul gejolak di masyarakat. Perbaikan permanen bisa dilakukan secara parsial di titik yang pengerjaannya sudah rampung. ’’Jangan tunggu pekerjaan selesai. Kelamaan,” tegasnya.
Bagaimana tanggapan Pertagas? Manajer Pembangunan Pipa Gas Gresik-Semarang Yosi Andrianto mengatakan komit dengan kewajiban itu. Hanya, dia masih meminta waktu. Sebab, penanaman pipa gas belum tuntas. ’’Maka, percepatan (galian pipa, Red) harus dilakukan,” kata dia.
Awalnya Pertagas memasang target pekerjaan tuntas akhir Februari ini. Namun, target tersebut dipastikan meleset. Kendala utamanya ialah pekerjaan galian hanya bisa dilakukan Sabtu dan Minggu. Selebihnya, pekerja tidak bisa beraktivitas.
Mengapa? Ternyata perusahaan di kawasan Jalan Mayjen Sungkono tidak mengizinkan pekerjaan galian pipa pada harihari aktif. Khawatir aktivitas perusahaan setempat terganggu. ’’Dengan pembatasan ini, mustahil kami cepat selesai,” ungkap Yosi.