Birokrasi Di-Training Revolusi Industri 4.0
Datangkan Ahli dari Amerika dan Tiongkok
JAKARTA – Jajaran birokrasi tak mau ketinggalan zaman. Saat sektor industri bergairah menyongsong hadirnya revolusi industri 4.0, mereka juga ingin mengikuti tren yang sama. Sebuah training khusus bagi para penyelenggara negara dan pegawai pemerintah setingkat eselon I, II, III, dan IV di 34 kementerian sedang dipersiapkan.
Program training itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan pada rapat koordinasi persiapan Program Diklat Revolusi Mental untuk Implementasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia di gedung Kemenko Perekonomian pada Jumat (2/3). Namun, hasilnya baru dirilis kemarin.
Apa itu revolusi industri 4.0? Istilah tersebut kali pertama muncul di Jerman pada 2011. Pada pertemuan World Economic Forum 2015, Kanselir Jerman Angela Merkel menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 adalah sistem yang mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri. Efek revolusi tersebut adalah meningkatnya efisiensi produksi karena menggunakan teknologi digital dan otomatisasi serta berubahnya komposisi
lapangan kerja.
Luhut kemudian memerinci, pada fase awal, training menargetkan 1.000 peserta. Selanjutnya, setelah dievaluasi dan ada dampak positif, pelatihan baru dilakukan secara masif terhadap birokrat di 34 kementerian. ”Kita tinggal perkaya sedikit dan tinggal kita bagi. Presiden Jokowi mau ada dari semua eselon dan menteri-menteri juga ikut,” ujarnya.
Siapa yang akan dipilih sebagai trainer (pelatih)? Pemerintah berencana melibatkan para pembimbing berkualitas dari kalangan akademisi negaranegara yang dinilai sukses melakukan persiapan menyambut era revolusi industri 4.0. Antara lain tim ahli dari Tsinghua University, Tiongkok; Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat; dan Temasek, Singapura.
Rencananya, program itu dilaksanakan Mei tahun ini. Sebelumnya, akan dibentuk panitia kecil yang mendata peserta dari 34 kementerian.
Presiden Jokowi mau ada dari semua eselon dan menterimenteri juga ikut.”
LUHUT B. PANDJAITAN Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman