Dukung Operasional Bus, Tepikan Trem
SURABAYA – Anggota Komisi C DPRD Surabaya M. Machmud lebih sepakat Surabaya memaksimalkan bus ketimbang melanjutkan proyek trem yang sejak lama diprogramkan. Menurut dia, proyek angkutan masal berbasis rel tersebut memakan terlalu banyak biaya. Berkali-kali ada kabar proyek bakal dilelang, tapi selalu mundur.
”Masyarakat yang akan bepergian namun kesusu pasti lebih memilih bus yang bisa meliuk-liuk fleksibel. Tentu jumlah busnya juga harus diperbanyak” jelas anggota Komisi C DPRD Surabaya itu.
Menurut dia, anggaran untuk merealisasikan trem juga tidak murah, diperkirakan Rp 4,5 triliun. Jumlah itu bisa lebih melonjak apabila proyek semakin diundur. Sebab, harga barang dan jasa pengerjaan terus naik saban tahun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menyampaikan pada akhir Februari lalu bahwa pemerintah pusat hanya menyediakan anggaran Rp 1 triliun–Rp 1,5 triliun untuk membiayai proyek tersebut. Sisanya, Rp 3 triliun, akan dibagi antara Pemkot Surabaya, KAI, dan perusahaan swasta yang berminat mendanai. Istilahnya menggunakan sistem kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Trem rencananya dibuat sepanjang 17 km dengan 29 pemberhentian. Nanti tiap jam trem bisa mengangkut 4.500 penumpang. Namun, Machmud menyatakan tidak terlalu berharap dengan janji-janji itu. Baginya, seluruh hal yang disampaikan Kementerian Perhubungan masih wacana. Dia khawatir hal yang disampaikan Kementerian Perhubungan tidak ditepati seperti tahun-tahun sebelumnya. ”Yang pasti-pasti saja. Fokus ke bus,” ujar mantan ketua DPRD Surabaya itu.