Bersih-Bersih Menjelang Melasti
SURABAYA – Pura Agung Jagat Karana terlihat ramai kemarin (7/3). Puluhan umat Hindu bergotong royong menyiapkan melasti, upacara penyucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Mereka mengecat ulang pintu pura, merias padmasana (bangunan utama di pura), dan membuat ratusan banten atau sesaji simbol keikhlasan.
’’Tujuannya sebenarnya bersih-bersih untuk menyambut hari raya di setiap agama. Begitu pula Nyepi,’’ jelas Agung Gede Wijaya Raditia, kepala rumah tangga di Pura Agung Jagat Karana, kemarin.
Kain putih dan kuning dililitkan pada sejumlah patung dan pilar di padmasana. ’’Kuning berarti kemuliaan dan putih berarti kesucian. Tujuannya, saat datang ke pura ini, warga terlihat bersih dan menonjol,’’ terang pria 47 tahun tersebut. Berbeda halnya dengan kain hitam dan putih yang dililitkan pada pohon. Hal itu menyimbolkan dua hal yang berbeda agar bisa menjadi seimbang.
Di pendapa, sekitar 50 perempuan terlihat menyiapkan banten yang akan dibawa ke laut saat melasti. Mereka menempatkannya di dalam pura.
Gusti Komang Sarjana, salah seorang serati (pembuat banten), mengakui bahwa pembuatan banten tahun ini meningkat tiga kali lipat. ’’Yang biasanya hanya bikin untuk upacara melasti dan Nyepi, sekarang juga membuat untuk Hari Raya Saraswati,’’ tuturnya.
Meski melasti jatuh pada Minggu (11/3), tidak berarti pembuatan banten selesai. Komang, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa banten terus dibuat hingga tanggal 15 atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.