Jawa Pos

Sukses Angkat Tumor di Posisi Sulit

-

SIDOARJO – Dokter Pandu Wicaksono SpBS dan dr Wimba Prastarana SpBS berdiskusi sambil melihat hasil MRI (magnetic resonance imaging). Yang mereka diskusikan adalah pasien craniocerv­ical junction tumor. Yakni, tumor yang berposisi di antara otak kecil sampai ke sumsum tulang belakang.

Dua dokter bedah saraf RSUD Sidoarjo tersebut sudah mengoperas­i pasien itu Selasa (6/3). ’’Kami membedah kepala bagian belakang sampai tulang leher paling atas,’’ ujar Pandu kemarin (7/3). Operasi tersebut terbilang sulit karena posisinya yang tidak biasa. ’’Kasus seperti ini jarang kami terima. Kalau tumor otak biasa, tiap hari kami mengo- perasi,’’ tambah Wimba.

Pandu dan Wimba mengajak masyarakat untuk mengenali tanda-tandanya. Di antaranya, nyeri di kepala, muncul kelemahan di tangan dan kaki, terasa panas di wajah seperti terkena iritasi, serta pandangan dan pendengara­n kabur. Jika sudah parah, penderita tidak bisa menelan makanan dan minuman. Sebab, saraf penghubung yang berfungsi untuk menelan tertekan tumor. ’’Walaupun tumornya kecil, sangat berbahaya karena posisi tumornya,’’ ujar Wimba.

Ketika ada keluhan tersebut, segera berobat ke dokter. ’’Dokter akan melakukan pemeriksaa­n penunjang. Salah satunya dengan CTscan atau MRI,’’ kata Wimba.

Kami membedah kepala bagian belakang sampai tulang leher paling atas.”

dr Pandu Wicaksono SpBS

Spesialis bedah saraf RSUD Sidoarjo

Penyebab tumor tersebut belum bisa dipastikan. Namun, salah satunya bisa jadi akibat mutasi genetik. Kondisi itu bisa terjadi saat tubuh stres, pola makan tidak teratur, serta jam kerja yang tidak seimbang. Kondisi-kondisi tersebut membuat imunitas menurun. ’’Kalau sudah parah, bisa sampai kejang,’’ kata alumnus Universita­s Airlangga (Unair) itu.

Karena itu, Wimba menyaranka­n masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan selalu peka terhadap ’’sinyal’’ dari tubuh. Semakin dini terdeteksi gejalanya akan semakin baik. Jadi, bisa semakin cepat dioperasi sebelum membesar. ’’Rata-rata di sini penderitan­ya usia 40–50 tahun. Tapi, di daerah lain ada juga anak-anak yang terkena,’’ ungkapnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? KASUS TAK BIASA:
Dokter Wimba Prastarana SpBS menunjukka­n hasil pencitraan pasien craniocerv­ical junction tumor yang ditangani di RSUD Sidoarjo.
BOY SLAMET/JAWA POS KASUS TAK BIASA: Dokter Wimba Prastarana SpBS menunjukka­n hasil pencitraan pasien craniocerv­ical junction tumor yang ditangani di RSUD Sidoarjo.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia