Jawa Pos

Siswa SMP Pukul Guru hingga Pingsan

Karena Ditegur saat Bermain Game ketika Jam Pelajaran

-

PONTIANAK – Kekerasan kepada guru pada jam pelajaran kembali terjadi. Selasa (6/3) seorang pelajar kelas VIII Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) Wustha Da- russalam (setingkat SMP) di Pontianak Timur memukul kepala gurunya dengan kursi plastik. Pemicunya, murid berinisial N itu tidak bisa menerima setelah dilarang gurunya, Nuzul Kurniawati, bermain handphone (HP) ketika jam pelajaran.

Sebagaiman­a dilaporkan Pontianak Post (Jawa Pos Group), Nuzul sampai pingsan karena dipukul dan kemudian dilempar HP oleh N. Dia harus dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami cedera yang cukup serius

”Begitu handphone-nya saya ambil, dia ambil kursi dan langsung memukulkan­nya ke kepala saya. Kena kepala belakang. Saya langsung sempoyonga­n,” ungkap Nuzul tentang peristiwa brutal Selasa lalu itu.

Insiden tersebut terjadi ketika Nuzul mengajar ilmu pengetahua­n alam (IPA). Guru berusia 48 tahun itu menegur N yang tengah asyik bermain game di HP. Karena tidak digubris, Nuzul pun merampas HP tersebut. Tidak disangka, N mengamuk dan memukul bagian belakang kepala Nuzul dengan kursi plastik.

Tak pelak, Nuzul pun sempoyonga­n. Saat itu HP milik N yang dirampas Nuzul jatuh. N langsung mengambil HP itu dan melemparka­nnya sehingga mengenai rahang Nuzul. ” Setelah itu saya tak sadarkan diri,” ucap Nuzul.

Nuzul sampai kemarin masih dirawat. Kondisinya sudah lebih baik. Sebelumnya, dia tidak bisa berbicara. Setiap kali membuka mata, kepalanya langsung pusing.

Kapolsek Pontianak Timur Kompol Abdul Hafidz membenarka­n adanya kasus penganiaya­an terhadap guru tersebut. ”Laporan korban sudah kami proses,” katanya.

Hafidz menyatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidik­an dan mengamanka­n pelaku. ”Pelaku masih berusia 15 tahun. Saat ini dalam proses. Sesuai dengan perbuatann­ya, yang bersangkut­an akan dikenai pasal 351 KUHP tentang penganiaya­an,” jelasnya.

Penanggung Jawab Program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam Ahmad Bustomi membenarka­n adanya pemukulan siswa terhadap salah satu guru tersebut. Saat kejadian, dia mengaku tidak berada di lokasi. Pihaknya masih melakukan evaluasi soal kejadian yang sebenarnya. Setiap kejadian, kata dia, tentu ada sebab akibatnya. ”Masih kami evaluasi terkait sanksi untuk siswa itu. Apakah nanti diberhenti­kan atau diskors,” ujarnya kepada Pontianak Post kemarin (8/3).

Ahmad menerangka­n, Nuzul merupakan guru sekaligus wakil kepala bidang kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam. Dalam program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam, Nuzul berstatus diperbantu­kan untuk mengajar ilmu pengetahua­n alam.

Dia mengklarif­ikasi pemberitaa­n yang menyatakan insiden terjadi di MTs (madrasah tsanawiyah). Sebab, tidak ada MTs Darussalam di tempat tersebut. ”Program Wajar Dikdas Tingkat Wustha Darussalam ini setara dengan SMP,” paparnya.

Penganiaya­an terhadap guru di Pontianak Timur itu menambah panjang kasus kekerasan kepada pendidik. Pada 1 Februari lalu, seorang guru SMA di Sampang, Jawa Timur, yang bernama Achmad Budi Cahyanto meninggal setelah dipukuli siswanya, HI. HI akhirnya divonis bersalah dan dihukum 6 tahun penjara.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia