Jawa Pos

Produsen Hoax Retas Seribu Akun

Kirim Serangan Liar ke Banyak Tokoh

-

JAKARTA – Polisi kembali membekuk produsen ujaran kebencian dan hoax yang sangat meresahkan. Selain menyerang banyak tokoh, pelaku berinisial KB itu diduga telah meretas seribu akun Facebook milik orang lain dan membuat puluhan situs abal-abal.

Kasubdit I Dittipid Siber Bareskrim Mabes Polri Kombespol Irwan Anwar menjelaska­n, KB ditangkap pada Rabu malam pukul 23.00 di Cakung, Jakarta Timur. Penyebar hoax itu merupakan lulusan jurusan teknik informatik­a. ’’Dia memang sengaja memproduks­i hoax dan ujaran kebencian,’’ tuturnya.

Cara kerja KB cukup unik. Dia membuat puluhan situs yang namanya mirip dengan nama media mainstream. Misalnya detiik. blogspot.com dan Tempoo.blogspot.com. ’’Situs ini untuk memuat berbagai konten yang telah dibuatnya,’’ paparnya.

Bahkan, ada lebih dari seribu akun Facebook yang diretas KB. Akun-akun itu digunakan untuk mendistrib­usikan ujaran kebencian yang telah dimuat di situs abal-abal buatannya sendiri. ’’Dia menggunaka­n kemampuan yang didapatkan dari bangku kuliah untuk melakukan semua itu,’’ terangnya.

Tak terhitung jumlah ujaran kebencian yang dibuat KB. Sasarannya juga terbilang tak pandang bulu. Mulai Habib Rizieq Shihab, Megawati Soekarnopu­tri, Prabowo Subianto, hingga KH Said Aqil Siroj. ’’Ujaran kebencian juga menyerang agama. Saya tidak perlu sebutkan karena terlalu sensitif,’’ terangnya di Kantor Dittipid Siber Bareskrim di Cideng, Tanah Abang, Jakarta.

Dalam pemeriksaa­n, KB mengaku bahwa apa yang dilakukann­ya itu karena sakit hati. Dia merasa agamanya telah disudutkan. ’’Dia telah beroperasi selama setahun lebih,’’ ungkapnya.

Apa profesi pelaku? Irwan menjelaska­n, sehari-hari KB sebenarnya adalah penjaga warnet. Namun, karena keahlianny­a di bidang teknologi informasi, dia mendapat banyak uang dari internet. ’’Sisa uang di rekeningny­a masih ada USD 900 atau sekitar Rp 12 juta,’’ paparnya.

KB mendapatka­n penghasila­n dari pembayaran Google AdSense sebagai imbalan atas pemuatan iklan di banyak situs atau blog bikinannya. Namun, ada dugaan bahwa dia juga mendapatka­n uang dari pemesan ujaran kebencian. ’’Kalau untuk pemesannya, saya masih mendalami,’’ ujarnya.

Saat ditanya dari mana uang itu, KB mengaku hanya berasal dari iklan. ’’Sehari hanya 1 atau 2 dolar,’’ paparnya menunduk sembari menolak pertanyaan lainnya.

Irwan menambahka­n, dengan kasus KB itu, semua orang bisa belajar untuk lebih hati-hati dalam menjaga akun. Salah satunya dengan membuat password yang lebih sulit. ’’Jangan nama dan tanggal lahir,’’ katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia