Persebaya Masih Tagih Kompensasi
SELAIN urusan hak rating dan ranking Liga 1 musim lalu yang masih terhitung utang, ada tanggungan lain yang dimiliki PT Liga Indonesia Baru (LIB). Itu terkait dengan kompensasi pemindahanvenue babak 8 besar Liga 2 dari Cikarang menuju Bandung musim lalu.
Salah satu klub kontestan babak 8 besar Liga 2 musim lalu, Persebaya, mengakui hal itu. Manajer Persebaya Chairul Basalamah mengatakan, sampai saat ini kompensasi senilai sekitar Rp
200 juta belum dibayar. Padahal, ada surat resmi yang menyatakan bahwa PT LIB akan mengganti seluruh biaya.
Terlepas dari itu, pria yang disapa Abud tersebut memberikan apresiasi lantaran hadiah Liga 2 sudah cair. Meski nilainya tidak sampai Rp 1 miliar. Ada beberapa potongan yang membuat nilai tersebut berkurang. ’’Saya tidak mau menyebut berapa jumlahnya. Yang jelas potongan itu sangat tidak logis,’’ katanya.
Misalnya, ada potongan untuk mengganti biaya kerusakan di mes Persib Bandung yang pada babak 8 besar Liga 2 lalu dijadikan tempat singgah Bonek. ’’Kan konyol kalau biaya kerusakan yang sudah lama terjadi langsung dipotong dari hadiah. Seharusnya saat itu juga dilaporkan ke kami, bukan potongpotong seperti ini,’’ terangnya.
Selain itu, subsidi senilai Rp 900 juta mendapat potongan, yakni denda flare dan pelanggaran lain yang dilakukan Persebaya. Potongan itu juga sangat tidak masuk akal karena nilainya lebih besar daripada surat resmi hukuman yang sebelumnya dikeluarkan sendiri oleh PT LIB.
Di sisi lain, COO PT LIB Tigorshalom Boboy menegaskan, kewajiban pihaknya kepada klub peserta Liga 1 dan 2 sudah selesai. Namun, dalam hal ini, PT LIB tetap terbuka terhadap kemungkinan klub yang mengajukan protes terkait dengan potongan musim lalu. ’’Kalau memang ada kesalahan tentu bisa direvisi,’’ ujarnya.