Shinohara Yoshiko (1934 - Sekarang)
PADA era 1970-an, dunia kerja di Jepang masih didominasi pria. Lapangan pekerjaan untuk kaum hawa masih sangat terbatas. Hal itu memotivasi Shinohara Yoshiko untuk membantu para perempuan yang ingin bekerja. Dia mendirikan TempStaff pada 1973. Saat itu, seluruh karyawannya perempuan.
”Aku ingin memperluas lapangan kerja di mana perempuan bisa mengaplikasikan kemampuan mereka sehingga aku meluncurkan TempStaff (cikal bakal Temp Holdings),” aku Shinohara dalam wawancara dengan Financial Times (1973).
TempStaff menawarkan tenaga kerja perempuan kepada perusahaan yang tak ingin mempekerjakan karyawan secara
full time. Konsep itu dianggap ilegal pada era 1970-an. Namun, perempuan yang pernah bekerja sebagai sekretaris di Eropa dan Australia itu berani mengambil risiko.
Pertaruhan berbahaya itu mengantarkan Shinohara menjadi satu di antara 26 perempuan biliuner di Asia. Pendapatan tahunan Temp Holdings lebih dari USD 4,5 miliar (Rp 62 triliun) per tahun. Temp Holdings kini memiliki 313 kantor serta mengikat kontrak dengan 27 ribu perusahaan di Jepang dan 13 negara lainnya.