Bukit Hijau Dihabisi Penambang Pasir
Problem Menahun, DPRD Batam Curiga Ada Permainan
RUSAK PARAH: Aktivitas penambangan pasir mengakibatkan sebuah bukit hijau di sekitar Dam Tembesi Sagulung menjadi gersang.
BATAM – Aktivitas penambangan pasir di sekitar Dam Tembesi, Kecamatan Sagulung, Batam, makin mengkhawatirkan. Daerah yang seharusnya menjadi tangkapan air itu rusak berat. Pohon-pohon ditebang, sedangkan tanah sisa pembersihan pasir dibuang ke Dam Tembesi.
Dari pantauan Batam Pos (Jawa Pos Group) kemarin (9/3), tampak backhoe beroperasi meratakan bukit dan mengangkat pasir ke truk yang sudah antre. Suara mesin pencuci pasir bersahutan di kawasan berstatus hutan lindung tersebut. ”Setiap hari beroperasi. Tidak ada yang ditutupi. Kan tidak ada yang melarang. Makanya berani pakai alat berat,” kata seorang warga pemilik warung di pintu masuk ke lokasi tambang pasir.
Menurut dia, tambang pasir di sekitar dam beroperasi sejak belasan tahun lalu. Bahkan, sudah banyak lahan rusak yang ditinggal penambang karena mencari lokasi baru. ”Alat berat ini untuk mengumpulkan tanahnya. Kemudian dicuci. Kemudian siap diangkut,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam Herman Rozie tidak banyak berkomentar mengenai tambang pasir tersebut. Alasannya, masalah tambang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. ”Kalau masalah tambang ini ada di provinsi. Tetapi, kita akan berkoordinasi dengan provinsi terkait masalah ini,’’ ucapnya.
Di sisi lain, anggota Komisi I DPRD Provinsi Kepri Ruslan Kasbulatov menyatakan, permasalahan tambang pasir tersebut sudah lama mencuat. Dia mengaku kaget karena tidak ada upaya hukum dari pihak terkait untuk mengatasi masalah itu. ”Ada apa dengan PPNS Pemprov dan BP Batam. Tidak mungkin hal ini tak diketahui. Menurut saya, di sini ada permainan,” katanya.
Dia menjelaskan, Dam Tembesi adalah dam cadangan untuk kebutuhan air di Batam. Seharusnya, BP Batam bisa melestarikan kawasan tersebut. Bukan malah membiarkan dirusak oknum tertentu untuk kepentingan pribadi. ”Kita berbicara masalah investasi, maka harus berbicara masalah ketersediaan air. Kok ini dam kita dirusak tetapi dibiarkan,’’ ujarnya.
Ruslan meminta BP Batam aktif menjaga kelestarian Dam Tembesi. ”Kalau saya bilang, itu mulai ada pendangkalan karena sisa pembersihan pasir itu terbuang ke sana,” tuturnya.
Sementara itu, Humas BP Batam Topan juga tidak mau berkomentar banyak terkait tambang pasir tersebut. Bahkan, dia mengaku belum tahu mengenai tambang pasir itu. ”Saya boleh minta data-data atau bukti. Dan kemudian ini akan saya laporkan ke pihak terkait,” katanya.