Tambah Madrasah Aliyah dan Diniyah Ulya
Pelaksanaan SMA Double Track di Jatim
SURABAYA – Sejumlah perubahan dilakukan pemprov terhadap peluncuran SMA double track di Jatim yang dimulai pada tahun ajaran baru nanti. Salah satunya adalah penambahan lembaga pendidikan yang jadi pilot project program tersebut.
Jika awalnya yang jadi percontohan adalah SMASMA negeri, Pemprov melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim juga bakal menerapkan konsep itu ke jenjang madrasah aliyah (MA) serta lembaga pendidikan madrasah diniyah jenjang ulya (setara SMA/sederajat). Untuk fase awal, yang jadi prioritas Disdik Jatim adalah MA serta ulya di kabupaten/ kota di Madura. ”Sebab, diharapkan double track
juga diterapkan di lembaga pendidikan lain,” kata Kepala Disdik Jatim Saiful Rahman.
Selain itu, imbuh Saiful, lulusan lembaga pendidikan tersebut perlu diberi keterampilan khusus. ”Sehingga mereka perlu dicarikan solusi agar bisa diterima di lapangan kerja saat lulus,” tutur dia.
Sebelumnya disdik telah menyiapkan 21 SMA negeri di empat kabupaten di Madura sebagai pionir double track. Meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Estimasi awal, lebih dari 2 ribu siswa bakal ikut dalam program tersebut. Dengan tambahan itu, jumlah peserta diperkirakan meningkat.
Selain itu, disdik membuat perubahan terhadap jenis keterampilan yang akan diajarkan di SMA double track.
Jika sebelumnya hanya lima keterampilan, sekarang ditambah jadi tujuh studi. Tujuh keterampilan itu adalah multimedia,tekniklistrik,mesin,otomotifringan,tataboga, kecantikan, dan tata busana plus teknik elektronika.
Program SMA double track dimulai tahun ajaran baru mendatang. Dengan konsep itu, para siswa di sekolah tersebut bakal mendapat keterampilan tambahan layaknya siswa di jenjang SMK. Nanti SMA double track itu bekerja sama dengan SMK yang berdekatan. Pesertanya adalah siswa kelas XI. Mereka bakal mendapat materi keterampilan selama satu tahun ajaran.
Di fase awal pemberlakuan double track, disdik memang memberikan prioritas untuk wilayah Madura. Sebab, persentase jumlah siswa SMA/sederajat di sana yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi cukup banyak. ”Namun, ke depan, diharapkan program ini bisa dilakukan di wilayah lain,” kata Kabid Pembinaan SMA Disdik Jatim Etty Prawesti.
Karena itu, saat ini disdik juga membuat pemetaan tentang wilayah-wilayah mana yang banyak terdapat siswa SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan.