Jawa Pos

Kualitas Foto yang Buram Bikin Sulit Pengerjaan

Saiful Pribadi, Mengukir Wajah dengan Media Kayu Di tangan seorang ahli, kayu sederhana bisa menjadi karya bernilai ekonomis. Saiful Pribadi menggunaka­n media kayu untuk mengais rezeki.

- AGUS MUHAIMIN, Trenggalek

TUJUH tahun lamanya Saiful Pribadi bergelut dengan kerajinan berbahan dasar kayu. Namun, awalnya dia tidak melukis atau mengukir dengan menggunaka­n media kayu.

S ai f u l hanya membuat suvenir atau aksesori berbahan kayu. Misalnya, vas bunga dan aksesori rumah tangga lainnya.

Pada 2012, Saiful mulai bereksperi­men. Dengan peralatan seadaanya, dia membuat atau menggambar wajah dengan menggunaka­n media kayu.

Pertama yang dibuat adalah wajahnya sendiri. Hasilnya, sketsa wajah yang digarap dengan media kayu itu mendapat apresiasi dari beberapa rekan.

Dari sana, kemudian berkembang dan kerajinan itu mulai diketahui banyak orang dari mulut ke mulut. ’’Dulu kan tidak seperti sekarang, ramai sekali media sosial dan internet,’’ jelas Saiful, warga Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo.

Dia mengatakan, kini sarana yang dinilai efektif untuk memasarkan produk adalah internet alias media sosial. Dengan begitu, dia sering menerima pesanan dari berbegai daerah. Bukan hanya itu, dia juga sering mendapat pesanan dari luar pulau. Misalnya, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.

Saiful menuturkan, pernah ada peristiwa atau kondisi yang cukup menarik saat awal-awal menjajakan karyanya. Ada pesanan dari daerah Riau untuk membuat ukiran wajah dengan ukuran standar 16 R atau sekitar 40 x 60 sentimeter. Lima hari berikutnya pesanan tersebut selesai, kemudian dikirimkan lewat ekspedisi.

Sayang, dalam pengiriman, barang itu rusak dan ada komplain dari pemesan. Setelah melalui penjelasan yang cukup panjang, akhirnya si pemesan bisa menerima.

Sebab, cacat produk itu bukan kekeliruan perajin, melainkan kesalahan ekspedisi. Padahal, dalam pengemasan, Saiful menggunaka­n palet untuk mengamanka­n barang tersebut.

’’Setelah menerima penjelasan itu, dia malah sering pesan. Terakhir untuk orang tuanya,’’ terang Saiful.

Sarana atau peralatan yang digunakan Saiful untuk membuat keranjinan itu sangat sederhana. Yakni, gergaji dan politer. Gergaji untuk membentuk lukisan dan politer sebagai finishing agar lebih menarik dan tahan dari hama kayu.

Pengerjaan kerajinan berukuran standar 16 R dibutuhkan waktu empat hingga lima hari. Untuk ukuran lebih kecil, Saiful mampu menyelesai­kan lebih cepat.

Lamanya pembuatan itu tidak hanya bergantung ukuran. Selain semakin besar media ukir juga membutuhka­n kayu yang lebar, Saiful harus menyambung bahan kayu tersebut sesuai dengan ukuran yang diinginkan. ’’Kalau kecil, kan tidak banyak nyambung,’’ ujarnya.

Juga bergantung gambar yang dikirimkan pemesan. Biasanya Saiful menggunaka­n foto untuk mengukir wajah tersebut.

Jika kualitas foto yang diterimany­a buram, lanjut dia, itu akan menyulitka­nnya dalam proses mengukir. Sebab, kejelasan garis-garis wajah menjadi salah satu unsur penting dalam membuat ukiran wajah.

Pria yang juga berprofesi sebagai seorang perawat di klinik daerah Watulimo itu mengatakan, dirinya membuat kerajinan itu dibantu oleh seorang rekan atau tetanggany­a. Saat pesanan ramai, biasanya ada sekitar 20 pesanan masuk.

 ?? SAIFUL FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK ?? TELATEN: Saiful Pribadi menunjukka­n produk ukiran wajah pada media kayu di rumahnya di Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo, kemarin.
SAIFUL FOR JAWA POS RADAR TRENGGALEK TELATEN: Saiful Pribadi menunjukka­n produk ukiran wajah pada media kayu di rumahnya di Desa Ngembel, Kecamatan Watulimo, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia