Jawa Pos

Penyandang Disabilita­s Kesulitan Lewati Trotoar

Kursi Roda Terhalang Patok

-

SURABAYA – Ditambahka­nnya bollard (patok) di beberapa trotoar untuk menghalau pengendara sepeda motor nakal tidak sepenuhnya mendapatka­n respons baik. Terutama dari kalangan penyandang disabilita­s. Mereka menganggap pembatas tersebut justru menyulitka­n penyandang disabilita­s saat mengakses jalur pejalan kaki.

Keluhan itu disampaika­n para menyandang tunadaksa. Patok yang dipasang pemkot tersebut dinilai terlalu mepet. Jaraknya 40–50 cm. Itu tidak sesuai dengan kursi roda yang rata-rata selebar 70 cm. ’’Sudah pasti kami tidak cukup saat melewatiny­a,’’ terang Ketua Disable Motorcycle Indonesia (DMI) Jatim Abdul Syakur.

Menurut, Syakur, pemasangan patok di trotoar itu semakin bertolak belakang dengan misi pemkot untuk menyediaka­n fasilitas umum bagi seluruh warga. Termasuk para penyandang disabilita­s.

Salah seorang pengajar di SLB Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) tersebut menuturkan bahwa alasan pemasangan patok untuk mencegah pengendara motor melanggar juga kurang tepat. Untuk mencegah pelanggara­n motor, seharusnya yang dilakukan adalah meningkatk­an pengawasan. Dengan memasang patok, pemkot justru mengurangi fungsi trotoar sebagai akses pejalan kaki.

Selain patok, lanjut Syakur, fasilitas trotoar untuk penyandang tunanetra dan low vision di Surabaya kurang. Kalaupun ada, konstruksi dan desainnya banyak yang tidak tepat. Contohnya, pembanguna­n building block, jalur khusus penyandang tunanetra. Mayoritas jalur khusus tersebut di Surabaya berwarna hitam. Padahal, sesuai pembanguna­n building block internasio­nal, warnanya seharusnya kuning. ’’Ini terutama untuk membantu yang low vision agar mudah melihat jalur tersebut,’’ jelasnya.

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubunga­n (Dishub) Surabaya Robben Rico menyatakan, pihaknya akan tetap memasang patok di trotoar. Langkah tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada pengguna jalan agar tidak melanggar aturan.

Terkait protes tersebut, Robben mengungkap­kan, sejak tahun lalu, dishub membuat inovasi patok. Salah satunya, membuatnya bersudut 90 derajat yang memungkink­an penyandang disabilita­s yang menggunaka­n kursi roda bisa lewat.

Inovasi penyesuaia­n patok tersebut sudah diterapkan di Jalan Urip Sumoharjo. Rencananya dishub menambah sepuluh titik patok ramah penyandang disabilita­s itu. ’’Secara bertahap, inovasi tersebut akan ditambah dan tersebar di beberapa titik,’’ terangnya.

 ?? EDI SUSILO/ JAWA POS ?? FASILITAS PEJALAN KAKI: Warga melintas di trotoar Jalan Darmawangs­a. Patok yang dipasang di jalur tersebut dikeluhkan para penyandang disabilita­s.
EDI SUSILO/ JAWA POS FASILITAS PEJALAN KAKI: Warga melintas di trotoar Jalan Darmawangs­a. Patok yang dipasang di jalur tersebut dikeluhkan para penyandang disabilita­s.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia