Jawa Pos

Siapkan Sendratari untuk Pawai Ogoh-Ogoh

-

SURABAYA – Pura Segaran, Bulak, mempersiap­kan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940. Kemarin tujuh buta berdiri di sekeliling pendapa. Sementara itu, di pojok barat beberapa pemuda sibuk dengan badan buta yang berwarna putih.

Ya, mereka adalah para pemuda yang sedang mempersiap­kan pawai ogoh-ogoh 16 Maret mendatang atau sehari menjelang Nyepi. Ada delapan ogoh-ogoh yang akan diarak sejauh 2,5 kilometer. Salah satu rute melintasi Jembatan Suroboyo. Selain itu, bakal ada pertunjuka­n sendratari kolosal saat pawai nanti.

Tujuh ogoh-ogoh didatangka­n langsung dari Bali. Sementara itu, satu ogoh-ogoh merupakan buah karya umat Hindu yang masih muda di Pura Segaran. Dibutuhkan waktu dua pekan untuk menyelesai­kan sosok buta setinggi 3 meter itu. Rangkanya terbuat dari besi dan bambu. ”Biasanya dikerjakan saat malam, pas teman-teman selesai kuliah,” ujar I Putu Gede Bagus Brahwanta Putra.

Ya, rata-rata adalah mahasiswa di Surabaya. Ada yang asli Surabaya, ada juga yang berasal dari Bali. Meskipun jauh dari tanah kelahiran, mereka tetap mempertaha­nkan tradisi.

Ogoh-ogoh memiliki makna refleksi diri dari ego, nafsu, iri, dengki, sifat serakah, dan hal negatif lain yang ada dalam diri seseorang. Perilaku itu memiliki karakter dan warna yang dilambangk­an dalam ogoh-ogoh. ”Di akhir acara, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai bentuk meminimalk­an dan menghilang­kan sifat negatif,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Surabaya I Wayan Suraba.

 ?? GHOFUUR EKA/JAWA POS ?? REFLEKSI SISI NEGATIF: I Putu Gede Bagus Brahwanta Putra mempersiap­kan ogoh-ogoh di Pura Segaran untuk menyambut Hari Raya Nyepi kemarin.
GHOFUUR EKA/JAWA POS REFLEKSI SISI NEGATIF: I Putu Gede Bagus Brahwanta Putra mempersiap­kan ogoh-ogoh di Pura Segaran untuk menyambut Hari Raya Nyepi kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia