Jawa Pos

Siap-Siap Urus Lagi KTP-KK

Konsekuens­i atas Perubahan Nama Jalan

-

SURABAYA – Apabila Jalan Dinoyo dan Gunungsari benar-benar berubah, masyarakat terdampak bak pindah rumah. Mereka harus mengurus ulang kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), kartu asuransi jiwa, data perbankan, dan data lain-lain.

Perubahan nama jalan yang diusulkan Gubernur Jatim Soekarwo saat ini memang menjadi polemik. Jalan Dinoyo sepanjang 300 meter bakal berubah nama menjadi Jalan Sunda. Sementara itu, Jalan Gunungsari sisi timur sepanjang 1.990 meter bakal diubah menjadi Jalan Prabu Siliwangi. Langkah itu dilakukan Pakde Karwo, sapaan Soekarwo, demi mempererat hubungan dengan Jawa Barat. Namun, usulan tersebut menuai pro dan kontra dari warga Surabaya.

Saat ini usulan gubernur itu masih digodok Pemkot Surabaya. Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata

Mereka tetap mengurus sendiri seluruh proses administra­si sesuai aturan.”

SUHARTO WARDOYO Kepala dispendukc­apil

Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya menjadi koordinato­rnya. Namun, hingga kini draf rancangan peraturan daerah (raperda) belum diserahkan ke DPRD Surabaya.

Kepala DPRKP CKTR Eri Cahyadi menerangka­n, aturan perubahan alamat memang menjadi kewenangan pemkot. Beberapa kali rapat dilakukan untuk membahas masalah tersebut. Namun, dia enggan berkomenta­r lebih banyak terkait masalah itu.

”Yang jelas mekanismen­ya, perubahan memang melalui pemkot. Tapi, soal usulan itu, aku no comment,” kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut

J

Kepala Dinas Kependuduk­an dan Pencatatan Sipil Suharto Wardoyo menjelaska­n, perubahan alamat harus diikuti perubahan KK dan KTP. Namun, tidak ada layanan khusus bagi warga yang terdampak. ”Mereka tetap mengurus sendiri seluruh proses administra­si sesuai aturan,” katanya.

Perubahan alamat tersebut juga berdampak pada kartu BPJS. Tahun lalu pemerintah pusat menghapus sejumlah penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan karena data kependuduk­an mereka tidak valid. Dikhawatir­kan, masalah itu terjadi pada masyarakat yang alamatnya berubah nanti.

Ketua DPRD Surabaya Armuji meminta pemkot segera mengirimka­n draf usulan raperda perubahan nama jalan. Raperda tersebut sudah masuk Program Pembentuka­n Perda (Properda) 2018. Namun, pemkot belum mengirimny­a ke dewan. Armuji bakal mempriorit­askan pembahasan masalah nama jalan tersebut ketika draf sudah ada di dewan. ’’Harus cepat karena polemiknya sudah panas,” jelas politikus PDIP tersebut.

Kasus perubahan nama jalan sebenarnya jarang ada di Surabaya. Kasus kali terakhir terjadi pada 2012. Ketika itu, Jalan Darmo Baru Barat menjadi Jalan Pattimura.

Salah satu yang terdampak adalah ruko yang ditempati Linawati Yurostina. Pengusaha katering itu merasakan dampak perubahan alamat. Misalnya, saat mengajukan kredit ke bank untuk mengembang­kan modal usaha. Bank beberapa kali mempertany­akan alamatnya yang berubah. ”Ada pergantian ya, Mbak, namanya. Oo.. iya Bu, nanti kami cek kembali. Itu pas awal-awal. Sekarang sudah enggak tanya lagi,” katanya yang menirukan pegawai bank.

Saat arisan bersama warga sekitar, persoalan perubahan alamat memang sempat menjadi pembicaraa­n. Beberapa orang yang lebih familier dengan nama Jalan Darmo Baru Barat jelas bingung saat mencari Jalan Pattimura. Namun, dia akhirnya mengusulka­n agar dua nama tersebut dipakai.

Di beberapa rumah warga dan pertokoan, nama alamat memang ditulis dobel. Jalan Darmo Baru Barat atau Jalan Pattimura. Warga sengaja tidak menghilang­kan identitas nama jalan lama agar tak ada yang salah paham.

Yurostina menerangka­n, masih ada yang bingung letak Jalan Pattimura. Untungnya, jalan tersebut dekat dengan gedung SCTV. Jika ada yang menanyakan alamat kantor kerjanya, dia dengan mudah mengarahka­n. ”SCTV mengkong sedikit. Lurus saja, itu Pattimura,” jelasnya.

Di sisi lain, dia menganggap perubahan nama itu juga membawa dampak positif. Sebab, nama jalan lama terlalu panjang saat ditulis. Sedangkan nama Jalan Pattimura lebih singkat dan mudah diingat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia