Jawa Pos

Problem Branjangan Tidak Tuntas

2018, BBPJN VIII Tidak Garap Proyek di Surabaya

-

SURABAYA – Jembatan Branjangan yang jadi langganan macet kumat lagi kemarin (10/3). Arus kendaraan dari dua sisi terkunci karena ada truk yang mogok. Kondisi itu semakin parah karena banyak pengendara yang melawan arus.

Dampak kemacetan di arah barat terpantau hingga depan Terminal Osowilango­n. Sementara itu, di arah timur, kemacetan terjadi hingga Greges. Truk-truk trailer yang hendak menuju area pergudanga­n dan Tanjung Perak terjebak.

Kendaraan yang terjebak di jalan sempit tersebut pun tak bisa ke mana-mana. Sayang, Balai Besar Pelaksanaa­n Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya belum menganggar­kan dana untuk pelebaran jalan jembatan yang menghubung­kan jalur ekonomi pantai utara itu.

Sejumlah pengendara sepeda motor yang mengarah ke Gresik berhasil keluar dari kemacetan. Mereka meminta kendaraan yang hendak ke timur berputar balik. ’’Mumpung durung, muter ae. Mandek jegrek (mumpung belum, berputar saja. Berhenti total, Red),’’ teriak pengendara sambil menunjuk arah timur. Sejumlah pengendara mobil dan motor yang tak mau ikutan terjebak mengikuti saran tersebut.

Melewati jalan itu juga bagai berjudi dengan nyawa. Pengendara sepeda motor harus pintar- pintar menyelinap di antara truk-truk besar.

Sebenarnya, ada dua jalan alternatif. Mobil bisa melintasi jalan tol. Sementara itu, sepeda motor hanya bisa memutar jauh melintasi Stadion Gelora Bung Tomo dan Babat Jerawat. Untuk sampai di Tandes saja, butuh waktu lebih dari satu jam. Sebab, jalan tersebut juga macet total karena dilintasi truk trailer.

Kepala BBPJN VIII Surabaya Ketut Darmawahan­a mengakui, pelebaran jalan sangat dibutuhkan. Namun, realisasin­ya terkendala mahalnya biaya pengadaan tanah. Anggaran yang tersedia di BBPJN sangat terbatas. ’’Uangnya banyak yang terkuras di proyek lingkar Lamongan,’’ jelas pria asal Bali itu kemarin.

Tahun ini BBPJN VIII tak menganggar­kan pembanguna­n fisik apa pun di Surabaya. Yang ada hanya anggaran perawatan. Padahal, tahun lalu ruas pantai utara Surabaya sempat mendapat perhatian lebih. Jalan Kalianak yang jadi langganan kecelakaan pun dibeton.

Pembebasan lahan menjadi ganjalan realisasi proyek Branjangan. Sebab, di sisi timur jembatan tersebut, masih terjadi penyempita­n sepanjang 256 meter. Kanan kiri jalan itu harus dilebarkan masing-masing 5,5 meter. Sementara itu, total kebutuhan pembebasan lahan mencapai 2.816 meter persegi.

Saat ini, warga setempat meminta ganti rugi hingga Rp 20 juta per meter. Artinya, dibutuhkan anggaran Rp 56 miliar untuk pengadaan tanah saja. Bangunan milik warga belum masuk hitungan.

Kerja sama antara Pemkot Surabaya dan BBPJN VIII beberapa kali dirancang. Pemkot membebaska­n lahannya, sedangkan BBPJN VIII membangun jalannya. Itu terjadi di Middle East Ring Road (MERR) Jalan Ir Soekarno.

Namun, untuk Jembatan Branjangan, Ketut merasa kerja sama tersebut mungkin sulit terlaksana. ’’Kok kemungkina­nnya tipis ya. Sebab, Surabaya juga butuh banyak uang untuk merealisas­ikan banyak proyek,’’ jelasnya.

 ?? SALMAN MUHIDIN/JAWA POS ?? TUNGGU SOLUSI: Para pengendara sepeda motor di dekat Jembatan Branjangan harus pintar-pintar menyelinap di antara truk-truk besar bila tidak ingin terjebak macet.
SALMAN MUHIDIN/JAWA POS TUNGGU SOLUSI: Para pengendara sepeda motor di dekat Jembatan Branjangan harus pintar-pintar menyelinap di antara truk-truk besar bila tidak ingin terjebak macet.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia