Gandeng Karang Taruna, Bentuk 30 Satgas
Aksi Komunitas Pemuda Antinarkoba Cegah Generasi Rusak
Peredaran narkoba di Kota Giri sudah mengkhawatirkan. Pada 2017 saja, ada 91 kasus dengan 100 tersangka yang ditangani Satresnarkoba Polres Gresik. Tersangka rata-rata berasal dari kalangan anak muda. Berikut wawancara Ketua Komunitas Pemuda Antinarkoba Gresik Abdul Rozak yang gencar melakukan upaya promotif dan preventif.
Apa yang mendasari pembentukan komunitas ini?
Komunitas ini dibentuk pada 2016. Kami melihat Indonesia, termasuk Gresik, sudah darurat narkoba. Banyak anak muda yang jadi korban. Mereka terjerumus hingga menjadi pemakai, bahkan pengedar. Kami Apa tujuan dibentuknya komunitas ini?
Yang utama, tentu memberantas peredaran narkoba di kalangan remaja. Tapi, kami tidak bisa melakukan penindakan seperti polisi atau aparat Badan Narkotika Nasional (BNN). Kami berfokus pada upaya pencegahan atau preventif.
Bagaimana bisa mengetahui lokasi-lokasi yang rawan peredaran narkoba?
Kami sudah menggandeng dinas pemuda dan olahraga. Itu dilakukan untuk mewadahi para anggota kami yang notabene dari kalangan pemuda. Selain itu, kami sudah bekerja sama dengan BNNK Gresik. Bisa dalam hal informasi peredaran narkoba maupun rehabilitasi pecandu. Nah, dari situ, Apa yang dilakukan untuk wilayah yang sudah diplot menjadi titik rawan peredaran narkoba?
Kami membentuk satuan tugas (satgas) di desa-desa. Khususnya yang rawan peredaran narkoba. Itu menjadi prioritas. Tapi, semua dilakukan secara bertahap. Kami meminta bantuan karang taruna di tingkat desa. Di antara 356 desa, sudah ada 30 yang memiliki satgas antinarkoba.
Bagaimana satgas bekerja memerangi narkoba?
Para koordinator maupun anggota satgas melakukan pendekatan khusus. Sebagai teman sebaya. Mereka memberikan semacam konseling. Itu sangat efektif. Sebab, informasi yang disampaikan bisa lebih mengena. Cara penyampaiannya berbeda. Gaya penuturan yang dipakai ala anak muda sehingga mudah diterima.
Apa target yang ingin dicapai dalam waktu dekat?
Kami akan mengadakan istighotsah bersama, tapi tidak seperti umumnya. Di dalamnya diselipkan agenda sosialisasi antinarkoba. Jadi, sosialisasi yang dikemas dengan kegiatan keagamaan. Sentuhan spiritual bisa menjadi senjata ampuh untuk memberantas narkoba.