Kebaya Blouse tanpa Limbah Kain
WONOKROMO – Bahan sisa membuat pakaian menghasilkan limbah. Jika dibiarkan, limbah tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan. Aryani Widagdo, perintis Arva School of Fashion, mengakalinya dengan membuat pola zero waste. Ada tujuh peserta yang mengikuti workshop zero waste di Rumah Kreatif BUMN kemarin (10/3).
Aryani menjelaskan, konsep zero waste berarti menggunakan seluruh bahan kain untuk busana. Tidak ada sisa bahan sedikit pun yang dibuang. Cara itu bisa dilakukan dengan pola tertentu. Salah satunya ditunjukkan Aryani kemarin. Dia membuat kebaya blouse.
Kain batik Bali menjadi bahan utamanya. ’’Sebenarnya bisa pakai jenis kain apa saja. Tidak selalu batik,’’ ujarnya.
Kain berukuran 75 x 160 cm itu didesain sedemikian rupa menjadi atasan untuk acara kasual sehari-hari. Aryani memberikan sketsa kepada para peserta workshop.
Selanjutnya, peserta bisa melipat dan memotong kain itu sesuai dengan arahan. Agar lebih mudah, Aryani menyiapkan langkah awal hingga akhir. ’’Bagian busana apa yang dibentuk dulu, itu juga memberikan pengaruh,’’ kata perempuan 69 tahun tersebut.
Kain dibagi menjadi beberapa potongan. Satu potongan dengan potongan lainnya akan disatukan menjadi kebaya blouse. Nah, lanjut Aryani, penyambungan kain itulah yang sering memakan waktu lebih banyak. Misalnya, menggabungkan bagian kerah dengan lengan baju.
Aryani melanjutkan, pada masa lalu sisa kain atau perca memang tidak pernah dibuang. Pola kain dirancang seperti jigsaw puzzle sebagaimana model kimono Jepang. Namun, perkembangan industri berubah. Kain bisa dibeli dengan harga murah. Masyarakat pun tidak segan membuang sisanya. Akhirnya, limbah pun menumpuk.