Jawa Pos

Cegah Panik Atasi Hipoksia

-

SURABAYA – Karena panik, masalah kecil bisa menjadi besar. Kepanikan terjadi lantaran kurangnya pengetahua­n. Termasuk yang terjadi pada pasangan yang baru dikaruniai buah hati. Hipoksia pada bayi yang seharusnya mudah diatasi bisa berubah menjadi petaka.

Hipoksia merupakan kejadian seseorang kekurangan oksigen. Itu terjadi karena banyak faktor. Pada anak-anak, masalah tersebut biasanya terjadi di bagian tenggoroka­n karena tersedak. Rasa ingin tahu yang besar membuat bayi kerap memasukkan benda asing ke mulutnya. Selain itu, disebabkan kemampuan mengunyah belum sempurna.

Benda yang menyangkut di tenggoroka­n mengurangi suplai oksigen ke tubuh. Hipoksia pun terjadi. Tidak perlu panik. Ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk melakukan pertolonga­n pertama.

Langkah-langkah tersebut dijelaskan di seminar basic life support yang diadakan Universita­s Wijaya Kusuma Surabaya kemarin (10/3). Salah satu pemateriny­a adalah dr Bobi Prabowo SpEM. Resusitasi atau pemijatan area dada dan napas buatan menjadi hal vital dalam aktivitas itu.

Bayi yang tersedak harus ditengkura­pkan. Namun, tangan orang tua menyangga keseluruha­n badan bayi. Pastikan telapak tangan tidak menghalang­i pernapasan bayi. Sebab, keadaan itu akan bertambah parah. Lalu, lakukan tepukan kecil di bagian punggung bayi sebanyak lima kali.

Biasanya, benda asing otomatis keluar dengan sendirinya. Secepatnya, ambil benda tersebut dari mulut sang anak dengan menggunaka­n jari. Untuk melegakan pernapasan, gendong anak dengan keadaan miring. ’’Tapi, kalau tidak percaya diri, cepat hubungi 112 untuk meminta bantuan,’’ tegas Bobi.

 ?? DRIAN BINTANG SURYANTO/JAWA POS ?? TETAP TENANG: Dr Bobi Prabowo Sp EM (kiri) mempraktik­kan cara melakukan pertolonga­n pertama kepada korban hipoksia kemarin.
DRIAN BINTANG SURYANTO/JAWA POS TETAP TENANG: Dr Bobi Prabowo Sp EM (kiri) mempraktik­kan cara melakukan pertolonga­n pertama kepada korban hipoksia kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia