Eksplorasi Tema Tradisi
SURABAYA – Berkembangnya industri perfilman juga merangsang pertumbuhan film dokumenter lokal. Gerakan mengampanyekan seni tradisi sebagai ide garapan film digaungkan dalam rangkaian peringatan Hari Film Nasional.
Agenda bertajuk Merayakan Seni Tradisi dalam Film Nasional tersebut diawali pemutaran film berjudul
Tumiran kemarin (10/3). Film dokumenter garapan Vicky Hendri Kurniawan tersebut menceritakan ritual
keboan dari Kabupaten Banyuwangi.
Film berdurasi 46 menit itu diputar di Crystal Ballroom Hotel Garden Palace. Setidaknya ada 250 penonton dari berbagai kalangan yang hadir. Mulai pejabat pemerintah, para sineas, komunitas sinematografi, sampai kalangan pelajar yang menimba ilmu di bidang seni dan multimedia dalam skala Jawa Timur.
Dari layar-layar LCD yang dipasang mengelilingi
ballroom tersebut, para penonton bisa melihat hasil karya Vicky yang tidak hanya sarat nilai tradisi. Nuansa etnik, spiritual, sekaligus emosional bercampur aduk dalam beberapa adegan. Karakter utama, Tumiran, bersedia menjadi pemain dalam ritual keboan.
’’Jadi, Tumiran ini sudah 22 tahun merantau jadi nelayan tradisional di Lombok. Meski berpenghasilan minim, Tumiran yang sudah berusia 63 tahun selalu berupaya melewati semua itu. Dia ingin tetap bisa pulang kampung dan menjadi pelaku ritual keboan setiap tahun,’’ papar Vicky.
Pria 27 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ritual
keboan begitu melekat dalam memorinya. Karena itu, dia memilih seni tradisi sebagai ide dalam film dokumenter resmi pertamanya. ’’Saya kali pertama lihat orang kesurupan betulan ya di situ. Bagaimana merindingnya, seperti apa kekuatan leluhur tanah Banyuwangi yang kuat mendorong saya membuat film ini,’’ ungkapnya.