Jawa Pos

FAKTOR-FAKTOR MENINGKATK­AN RISIKO PGK

- GRAFIS: RIZKY/JAWA POS

Berjenis kelamin perempuan. Pada perempuan, jarak anus dengan saluran uretra sangat dekat sehingga mempermuda­h bakteri menyebar ke uretra. Selain itu, saluran uretra di dalam tubuh perempuan lebih pendek daripada pria.

Kondisi bawaan lahir. Seseorang yang terlahir dengan kelainan pada saluran kemihnya berisiko tinggi terkena infeksi ginjal.

Obstruksi saluran kemih, yakni seperti batu ginjal dan pembengkak­an kelenjar prostat.

Prostatiti­s, yaitu infeksi pada kelenjar prostat yang bisa menyebar hingga ke organ ginjal.

Perempuan hamil. Aliran urine dapat menjadi lebih lambat karena perubahan fisik saat hamil sehingga bakteri dengan mudah menyebar ke organ ginjal.

Pemakaian kateter jangka panjang. Kateter adalah slang kecil yang dipasang untuk mengeluark­an urine dari kandung kemih.

Kerusakan saraf di sekitar kandung kemih. Kerusakan pada saraf atau sumsum tulang belakang bisa membuat seseorang tidak menyadari bahwa infeksi sudah menyebar hingga ginjal.

jika kadar albumin pada urine meningkat serta terjadi penurunan fungsi ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerular (LFG). Kalau ginjal sudah rusak parah, tentu dibutuhkan transplant­asi. Hal tersebut sangat disayangka­n karena biayanya mahal.

Karena itu, menjaga kesehatan ginjal dianggap penting. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sederhana. Menjaga pola hidup sehat menjadi yang utama. Itu dapat dilakukan masyarakat. Pola hidup sehat yang dimaksud, antara lain, minum air putih minimal 1,5 liter per hari, menjaga pola makanan sehat, dan rajin berolahrag­a. ’’Jangan sering nahan kencing,’’ tegas Caroline.

Dia melanjutka­n, kondisi ginjal dapat dideteksi sejak dini. Kalau ginjal terserang, pasien sering mengalami nyeri pinggang dan warna kencing berubah keruh. Pasien dianjurkan segera melakukan pemeriksaa­n lebih lanjut ke dokter.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? PENCEGAHAN: Dokter Ariawan Adimoelja SpOG (kanan) dan dr Caroline Widjaja SpPD di ruang pertemuan Poliklinik RKZ Surabaya kemarin.
DIPTA WAHYU/JAWA POS PENCEGAHAN: Dokter Ariawan Adimoelja SpOG (kanan) dan dr Caroline Widjaja SpPD di ruang pertemuan Poliklinik RKZ Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia