Rancang Layanan tanpa Tolak
Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno
SECARA umum, layanan kesehatan di Jatim masih menyisakan persoalan dalam hal pemerataan, rumah sakit rujukan tipe A yang terbatas, kapasitas puskesmas rawat inap yang masih rendah, komposisi dokter spesialis yang menumpuk di perkotaan, dan akses terhadap imunisasi lengkap yang masih tergolong rendah.
Kami menawarkan program Laras Hati (layanan merata, berkualitas, sehat, dan inovatif ). Di dalam program Laras Hati, terdapat beberapa komponen kegiatan prioritas. Yakni, menghadirkan rumah sakit dan seluruh fasilitas layanan kesehatan tanpa tolak. Untuk mewujudkannya, diperlukan pemenuhan sarana-prasarana kesehatan, mulai tingkat pertama sampai rujukan lengkap dan sesuai dengan ruang lingkup jangkauan.
Optimalisasi posyandu sebagai ujung tombak layanan kesehatan ibu dan anak. Peningkatan insentif terhadap kader kesehatan untuk memastikan segenap imunisasi dan deteksi dini penyakit infeksi anak bisa dilakukan dalam jangkauan lebih luas. Posyandu yang terintegrasi dengan layanan kesehatan akan dipantau secara langsung oleh ahli gizi di setiap puskesmas. Dengan begitu, ada jaminan bagi terselenggaranya deteksi dini untuk kasus-kasus gizi buruk, infeksi menular anak, dan penurunan angka kematian ibu melahirkan. Kader posyandu akan dibekali dengan pelatihan konseling laktasi ibu menyusui, pemahaman nutrisi anak, dan fungsifungsi promotif lainnya.
Selama ini, jaringan yang menghubungkan data dan informasi antara fasyankes dan kader-kader kesehatan kurang berjalan optimal. Hal tersebut mengakibatkan validitas data kurang terjaga dan berdampak pada upaya penanganan kasus-kasus yang bersifat epidemik atau kasus personal pasien. Karena itu, poin ke-3 akan menjadi jawabannya. Yakni, perbaikan sistem pengawasan dan rujukan melalui inovasi layanan digital. Sistem itu juga akan dimanfaatkan untuk memaksimalkan usaha preventif dan promotif. Terutama untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan pentingnya pemindaian kondisi kesehatan secara rutin.
Program Laras Hati mempunyai beberapa target. Di antaranya, peningkatan jumlah puskesmas rawat inap dengan kewenangan khusus. Lalu, peningkatan rasio dokter spesialis dan tenaga kesehatan lain secara proporsional dan ideal, penurunan berbagai penyakit yang disebabkan kesehatan lingkungan, kesalahan pola makan, dan gaya hidup.