Jawa Pos

Jajaki Impor Elpiji dari Aljazair

-

JAKARTA – Pemerintah berniat melakukan impor elpiji dari perusahaan minyak dan gas di Aljazair, Sonatrach. Saat ini Kementeria­n ESDM masih melakukan negosiasi harga.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkap­kan, pemerintah ingin Sonatrach bisa memberikan harga yang lebih rendah karena tidak ada pihak ketiga dalam jual beli gas ini. ’’Dengan tarif negosiasi, kemungkina­n kita bisa mendapatka­n harga yang lebih murah,’’ ujarnya di Kementeria­n ESDM kemarin (13/3). Impor elpiji akan dilakukan secara B to B (business-to-business) antara PT Pertamina dan Sonatrach.

Angka impor pasti masih dihitung PT Pertamina. Pada 2018, pemerintah memperkira­kan total kebutuhan elpiji mencapai 6,4 juta metrik ton. Tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor gas sekitar 5,488 juta metrik ton.

Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingk­an impor elpiji pada 2014 sebesar 4,3 juta metrik ton. Total nilai impor gas sepanjang 2017 pun mencapai USD 2,724 miliar. ’’Kalau tidak salah, produksi Aljazair itu sekitar 10 juta metrik ton per tahun,’’ imbuh Arcandra. Dia menambahka­n, di Aljazair harga gas untuk konsumsi domestik memang cukup rendah, yakni USD 1 per mmbtu.

’’Di sana kan sosialis. Harga USD 1 per mmbtu untuk masyarakat mereka,’’ ungkapnya. Untuk ekspor, mereka mengenakan harga 10 persen dari harga minyak mentah. Dengan begitu, jika harga minyak mentah dunia USD 60 per barel, harga gas bisa mencapai USD 6 per mmbtu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia