Jawa Pos

Edukasi Pengembang Baru

-

SURABAYA – Pengusaha properti yang tergabung dalam Perkumpula­n Wirausahaw­an Rumah Rakyat Nusantara (Perwiranus­a) memproyeks­ikan pembanguna­n 100 ribu unit rumah subsidi sepanjang 2018. Di Jatim, porsi pembanguna­nnya sekitar 10 ribu unit rumah.

Ketua Umum DPP Perwiranus­a Arief Suryo Handoko mengakui, porsi Jatim memang tidak besar. Ketersedia­an lahan menjadi kendala. Pengembang juga mengalami kesulitan harga. Sebab, harga tanah yang dibanderol untuk rumah subsidi tidak boleh lebih dari Rp 150 ribu per meter. ’’Harga tanah di Jatim bisa Rp 250 ribu per meter,’’ tuturnya.

Arief menyatakan, kebutuhan rumah masyarakat terus meningkat. Di sisi lain, kesenjanga­n antara ketersedia­an dan kebutuhan rumah (backlog) cukup besar. Di tingkat nasional, backlog mencapai 13 juta unit. Adapun di Jatim mencapai 3–4 juta unit.

Dia menilai upaya mengurangi backlog hanya dengan mengandalk­an pengembang yang ada saat ini tidak memungkink­an. Sebab, tidak semua pengembang mau membangun rumah sederhana. Alasannya, margin keuntungan­nya sangat kecil. ’’Satu rumah keuntungan­nya Rp 20 juta. Itu tidak terlalu menarik bagi pengembang yang sudah settle,’’ tuturnya.

Karena itu, pihaknya gencar mengedukas­i pengembang baru. Salah satunya melalui pelatihan. Wawasan para pengembang baru juga dibuka. Mereka diedukasi bahwa saat ini ada proyek rumah murah. ’’Untung kecil, tapi kuantitas diperbanya­k,’’ jelasnya.

Saat ini ada 800 pengembang di Indonesia. Di Jatim, jumlahnya sekitar 120 pengembang. Sekitar 60–70 persen di antaranya merupakan newbie.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? SEDERHANA: Pembanguna­n rumah di Rembang, Pasuruan.
FRIZAL/JAWA POS SEDERHANA: Pembanguna­n rumah di Rembang, Pasuruan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia