Dari Karyanya, Setiap Bulan Terima Royalti
Helfrida Miftakhur Raifa Sogara, Gadis 15 Tahun yang Produktif Menulis
Helfrida Miftakhur Raifa Sogara mulai menulis saat SD. Dia juga pernah berkesempatan menjadi salah seorang peserta Konferensi Penulis Cilik Indonesia di Bogor beberapa waktu lalu.
MATAHARI sedang panas-panasnya ketika koran ini menginjakkan kaki di halaman rumah Edo Sogara, Jalan M.T. Haryono, Kelurahan Sumbergedong, kemarin (13/3). Rumah sederhana berpagar besi itu tampak lengang dari luar.
Halamannya tidak begitu luas. Terdapat satu set meja dan kursi santai di teras rumah tersebut. Mendengar salam, keluar seorang pria paro baya mengenakan batik yang didominasi warna kuning.
Dia adalah Edo Sogara, ayah Helfrida Miftakhur Raifa Sogara, remaja 15 tahun yang telah menelurkan beberapa karya tulis. ’’Sebentar ya, anaknya masih di belakang,’’ kata Edo mempersilakan koran ini menunggu.
Dia kemudian bergegas ke belakang untuk memanggil anak pertamanya itu. Tidak berapa lama kemudian muncul sesosok gadis berperawakan sedang, berkulit sawo matang. Gadis itu tidak adalah Helfrida Miftakhur Raifa Sogara. Didampingi sang ibunda Siti Kristina, Ifa –sapaan Helfrida– lantas duduk anteng menunggu umpan pertanyaan.
Siswi kelas VIII MTsN Model Trenggalek itu seperti sudah sangat biasa berinteraksi dengan orang baru. Buktinya, dia tidak terlihat ragu atau malu-malu seperti kebanyakan anak baru gede (ABG) pada umumnya saat bertemu dengan orang yang baru dikenal. ’’Suka nulis sejak kecil, umur berapa saya lupa,’’ katanya, lantas tersenyum.
Yang dia ingat, sudah sangat lama dirinya mulai menggoreskan pena pada kertas. Itu berawal dari seringnya melihat kebiasaan sang ibu yang gemar menulis sehingga Ifa kecil pun mengikuti kebiasaan tersebut.
Hasilnya baru mulai tampak saat dia kelas IV SD. Saat itu dia berhasil merangkum sebuah cerita yang berjudul Pintu Waktu. Sebuah novel remaja yang dikemas menarik, namun sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.
Naskah cerita itu lantas diterbitkan salah satu penerbit terkemuka di Indonesia saat dia kelas VI SD. ’’Ini yang aku buat sendiri,’’ ujarnya sambil menunjukkan buku di meja.
Di meja itu ada beberapa buku lain yang didalamnya juga terdapat tulisan Ifa.
Dari karyanya tersebut, setiap bulan Ifa menerima royalti. Meskipun, nilainya tidak begitu besar. Dalam waktu dua tahun terakhir ini, dia tidak begitu menggantungkan uang jajan kepada orang tua. Bahkan, dia telah memiliki kendaraan sendiri dari uang hasil keringatnya tersebut.’Sebagiandikumpulkan,sebagian untuk tambah uang jajan,’’ imbuhnya.
Ifa mengatakan tidak memiliki jadwal khusus untuk menulis. Anehnya lagi, dia tidak menulis saat ada banyak waktu longgar. Misalnya, libur atau waktu luang yang lain. Sebaliknya, saat kondisi perasaannya sedang tidak enak, itu justru menjadi momen yang baik untuknya berkarya.
Gadis yang mengidolakan presenter Najwa Shihab itu mengatakan, salah satu kesenangan dalam menulis adalah saat melihat reaksi pembaca. Dia berharap, karya-karyanya nanti digemari dan ditunggu-tunggu pembaca.
’’Serunya itu saat lihat ekspresi pembaca. Kalau mereka dhemen, rasanya seneng sekali,’’ terang gadis yang tengah menggarap sebuah novel bergenre horor itu.
Sejak kecil, Ifa memang memiliki kebiasan yang sedikit menonjol dalam bidang literasi. Siti Kristina menjelaskan, Ifa kecil saat berusia 3 tahun memiliki kebiasaan menggambar atau mencoret-coret tembok. Pada usia 4 tahun, Ifa juga sudah bisa membaca dengan baik.