Jawa Pos

Gubernur Perintahka­n Sosialisas­i Nama Jalan

-

SURABAYA – Pro-kontra yang mewarnai rencana perubahan dua nama jalan di Surabaya, yakni Jalan Gunungsari dan Dinoyo, mendapat respons dari Pemprov Jatim. Gubernur Soekarwo memutuskan untuk melakukan sosialisas­i terkait rencana tersebut.

Orang nomor satu di Jatim itu tetap mengingink­an rencana tersebut bergulir karena ada kepentinga­n lebih besar

Apalagi, dalam kebijakan itu, dua nama jalan yang ada, baik Jalan Gunungsari maupun Jalan Dinoyo, tetap eksis. ”Jadi, ada hak pribadi seseorang. Tapi, juga ada kepentinga­n umum. Ini yang harus balance (seimbang, Red),” kata Soekarwo di Gedung Negara Grahadi kemarin.

Dia tidak mempermasa­lahkan munculnya pro-kontra saat ini. Karena itu, dia menginstru­ksi jajarannya di pemprov untuk segera melakukan sosialisas­i. ”Nanti Pak Gatot (kepala Dinas PU Binamarga Gatot Sulistyo Hadi, Red) dan humas yang melakukan,” kata pejabat asal Madiun itu.

Dalam kesempatan tersebut, dia kembali menegaskan tujuan utama rencana itu. Yakni, menyelesai­kan persoalan konflik budaya JawaSunda yang sudah terjadi selama 661 tahun. Perubahan tersebut merupakan simbol rekonsilia­si. ”Ini merupakan kepentinga­n bangsa dan negara,” katanya.

Soekarwo mengakui bahwa jalan tersebut merupakan kepentinga­n publik. Karena itu, dalam rencana tersebut, yang dilakukan bukan penghapusa­n nama jalan lama. ”Hanya sebagian digunakan sebagai simbol,” ujar suami Nina Soekarwo itu.

Terkait munculnya penolakan, baik dari sejumlah elemen masyarakat maupun kalangan legislatif, dia mempersila­kan pendapatte­rsebut.Diamencont­ohkan sejumlah usulan dari pemprov yang belum tentu disetujui oleh pusat. Sebab, semua bergantung pada skala kepentinga­nnya.

Lantas, bagaimana teknis sosialisas­inya? Kabiro Humas dan Protokol Setdaprov Benny Sampirwant­omengataka­n,pihaknya tengah membahas sosialisas­i tersebut dengan pemkot. ”Sedang kita bicarakan seperti apa teknisnya,” katanya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia