Kasus Intimidasi Siswa SD Berakhir Damai
Dikbud Selidiki Bullying di Taman
SIDOARJO – Kasus video bullying yang melibatkan pelajar kelas IX SMPN 6 Sidoarjo berakhir damai. Pelaku dan korban sepakat menyelesaikan kasus itu lewat jalur musyawarah.
Kepastian tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo Tirto Adi. Saat ditemui di gedung dewan kemarin (13/3), Tirto mengungkapkan bahwa kasus itu dipastikan tidak diteruskan. ’’Semuanya sudah selesai,’’ jelasnya.
Dalam pertemuan di SMPN 6 Senin lalu (12/3), dikbud menghadirkan sejumlah pihak yang terlibat. Yakni, pelajar SMPN 6 Buduran berinisial PJ serta dua pelaku lain, yakni LT dan LN. Juga hadir, korban VR dan orang tuanya. Pertemuan itu diadakan untuk mengklarifikasi kejadian intimidasi tersebut. ’’Hasilnya, pelaku memang mengakui perbuatannya. Mereka sudah meminta maaf kepada korban dan berjanji tidak mengulangi perbuatan itu,’’ terangnya.
Dalam video yang berdurasi satu menit tersebut, tampak VR menangis. Siswa SDN Rangkah Kidul itu berulangulang menerima ejekan dan ancaman dari para pelaku, yakni LT, PJ, dan LN. Salah satu bentuk intimidasi itu, korban diminta tidak melaporkan kejadian tersebut ke kakaknya.
Tirto mengatakan, pihaknya sudah melihat keseharian pelaku. Menurut dia, siswa tersebut tidak memiliki catatan buruk selama di sekolah. Nilai akademisnya pun lumayan baik. ’’Ini
Sekretaris Dikbud Sidoarjo murni terjadi karena salah paham dan emosi,’’ ucapnya.
Setelah seluruh pihak dimintai keterangan, pertemuan pun menghasilkan kesepakatan. Pelaku meminta maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan tersebut. Korban juga memaafkan.
’’Sudah selesai. Kasus tidak diteruskan ke pelaporan,’’ ucap mantan Kabid Dikmen Dikbud Sidoarjo itu. Senada dengan Tirto, Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol M. Harris mengatakan, sejauh ini polisi belum menerima laporan kasus bullying yang melibatkan siswa SMPN 6. Menurut dia, kasus tersebut sudah tuntas di meja mediasi. ’’Kemarin sudah diselesaikan lewat pertemuan,’’ paparnya.
Harris menambahkan, kasus itu bermula saat VR bermain ke rumah AN. Selang beberapa menit, temanteman AN yang diduga pelaku datang. Yakni, LT, LN, PJ, IK, dan DN. Setelah itu, VR diajak enam anak itu ke kebun dekat rumah AN. Lokasinya berada di Perumahan Bumi Intan Permai.
Nah, di lokasi itu, VR bukannya diajak bermain. Namun, dia diberondong hujatan dan cacian. Mereka kesal karena VR diduga mengolok-olok LT. Awalnya dia menagih pelunasan lensa kontak. ’’LT juga tersinggung karena disebut sok cantik,’’ papar Harris.
Dalam video yang viral di media sosial tersebut, korban tampak menangis sembari memegangi perut. Ada dugaan bahwa dia menerima kekerasan fisik. Menanggapi itu, Harris menegaskan, tidak ada tindakan kekerasan fisik. VR menangis karena terus dihujat. Dia mengatakan, dalam video tersebut, pelaku hanya memegang wajah korban. ’’Kami tidak menemukan kekerasan fisik,’’ paparnya.
Selain di SMPN 6 Sidoarjo, saat ini beredar video bullying yang melibatkan salah seorang siswa sekolah swasta di Taman. Aksi itu lebih serius. Sebab, korban menerima kekerasan fisik.
Tirto mengatakan, dikbud sudah melihat rekaman video tersebut. Kemarin dia menugasi tim untuk mendatangi sekolah pelaku. ’’Masih proses, belum ada hasilnya,’’ tuturnya.
Harris menambahkan, pihaknya juga belum menerima laporan tindakan bullying di Taman. Setelah ditelusuri, kejadian itu ternyata berlangsung setahun lalu. ’’Kejadiannya pada 2017,’’ ujarnya.
Meski begitu, pihaknya tidak akan bergerak jika tidak ada laporan. ’’Kami akan selidiki kalau ada laporan masuk,’’ paparnya.
Hasilnya, pelaku memang mengakui perbuatannya. Mereka sudah meminta maaf kepada korban dan berjanji tidak mengulangi perbuatan itu.”
TIRTO ADI