Direksi Waskita Karya Dirombak
JAKARTA – Kementerian BUMN akan merombak seluruh direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Langkah itu dilakukan menyusul seringnya kecelakaan kerja di beberapa proyek BUMN karya tersebut. Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang menyatakan, direksi Waskita tidak menjalankan secara penuh arahan Kementerian BUMN.
”Review manajemen QHSE (quality, health, safety, and environment), termasuk SOP atau prosedur-prosedur safety dan lain-lain, hanya dilakukan di proyek-proyek tol, jalan, jembatan, dan LRT. Tidak dilakukan di proyek-proyek gedung,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (19/3).
Untuk itu, Kementerian BUMN akan merombak manajemen dan menambah satu jabatan direksi, yakni direktur QHSE. Tugas direktur QHSE adalah menjamin kualitas sesuai standar yang ditetapkan serta manajemen HSE berjalan baik sesuai aturan-aturan yang berlaku. ”Safety first menjadi budaya korporasi,” imbuhnya.
Saat ini Kementerian BUMN masih melakukan fit and proper test (FPT) calon-calon direksi yang nanti disahkan di RUPS. Sejauh ini RUPS Waskita Karya masih dilakukan sesuai rencana awal, yakni pada 6 April. Menurut dia, penambahan direktur QHSE hanya dilakukan di Waskita Karya. Bukan ke BUMN karya lainnya seperti Adhi Karya, Hutama Karya, Jasa Marga, maupun Wika. ”Hanya di Waskita Karya karena sudah terlalu besar. Yang lain-lain ikuti saran PUPR, yakni level karir tertinggi dan langsung report ke Dirut,” ungkap Ahmad.
Selain itu, Kementerian BUMN tidak akan membatasi proyekproyek Waskita Karya. Meski, sebelumnya Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq mengakui, peningkatan proyek masih belum diimbangi dengan kenaikan jumlah SDM.