Jawa Pos

Lelang Lambat, Pekerjaan Buruk

-

GRESIK – Mengapa sebagian proyek pemerintah terlambat dan hasilnya buruk? DPRD Gresik menyoroti kebiasaan organisasi perangkat daerah (OPD) yang tidak segera melelang proyek di instansiny­a. Tender sering terlambat.

Keterlamba­tan instansi pemerintah itu terlihat di website layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) di Gresik. Hingga kemarin (19/3), jumlah paket proyek yang sudah ditayangka­n di LPSE masih minim. Padahal, saat ini menginjak akhir Maret. Triwulan pertama 2018. Namun, baru 12 paket pekerjaan yang dilelang.

’’Baru itu yang sudah berjalan,’’ ujar Kepala Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLP-BJ) Oedi Magiantoni­us kemarin.

Memang ada 53 paket lain yang telah masuk BLP-BJ. Namun, semua masih berupa rencana pelaksanaa­n pengadaan (RPP) dari OPD. Kemudian, 127 paket pekerjaan lain belum masuk sama sekali. Padahal, batas waktu penyerahan dokumen lelang paling lambat Juni.

’’Kami sangat mohon OPD mempercepa­t penyerahan dokumen lelang,’’ katanya. Oedi menuturkan, BLP-BJ telah membentuk tim teknik pendamping pelaksanaa­n barang dan jasa (PPJB).

Ketua Komisi III (Bidang Pembanguna­n dan Lingkungan) Asroin Widyana menilai, kebiasaan buruk melelang proyek pada akhir tahun berdampak pada hasil pekerjaan. ’’Tiap tahun kami tekankan bahwa lelang sebaiknya di awal-awal tahun anggaran,’’ paparnya.

Kalau lelang di akhir tahun, waktu mengerjaka­n proyek semakin pendek. Minimnya waktu itu berdampak langsung terhadap kualitas proyek. Hasilnya buruk. ’’OPD juga andil memperburu­k kualitas pekerjaan. Bukan hanya kesalahan rekanan,’’ tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia