Biasakan Cek dan Ricek Informasi
GRESIK – Berita tidak benar kerap meresahkan masyarakat. Berbagai kalangan pernah menjadi korban informasi tidak akurat itu. Paling banyak ada di media sosial (medsos).
Bahkan, hoax menyerang Presiden RI Joko Widodo. Pada Juni 2017 mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama berkunjung Istana Negara. Tidak lama, foto Jokowi dan Obama yang sedang mengobrol di teras belakang istana menyebar di medsos.
Latar belakang foto diganti gambar tambang Freeport. Salah seorang pengguna Twitter mengunggah foto tersebut. Ada teks yang menyebutkan bahwa pertemuan itu membahas perpanjangan kontrak Freeport. Padahal, Jokowi dan Obama saat itu membahas masalah kenegaraan.
’’Tokoh agama juga pernah jadi korban. Seperti ustad Yusuf Mansur,’’ ujar Fathoni P. Nanda, redaktur Jawa Pos, saat memberikan materi bertajuk ’’Tangkal Hoax dan Budaya Tertib Lalu Lintas’’ yang diadakan Satlantas Polres Gresik di Graha Petrokimia Gresik kemarin (19/3).
Menurut Fathoni, hoax bukan hal baru. Hoax berasal dari kata hocus pocus yang berarti menyesatkan. Informasi yang tidak benar dipakai untuk mengelabui. ’’Dan itu sengaja dibuat,’’ jelasnya.
Informasi hoax kini semakin cepat menyebar. Hal itu seiring dengan berkembangnya teknologi. Pengguna internet semakin banyak. ’’Informasi hoax paling banyak ditemukan di medsos,’’ tuturnya.
Pembuat informasi hoax lebih memilih medsos. Sebab, penyebarannya lebih cepat dan mudah. Sasarannya adalah generasi yang dekat dengan gadget. Sebab, medsos sangat mudah diakses melalui smartphone.
Karena itu, Fathoni menekankan pentingnya sikap lebih bijak dalam menerima maupun menanggapi informasi. Jangan sampai menyebarkan informasi yang belum tuntas dibaca. ’’Harus cek dan ricek. Jangan latah dan asal menyebarkan,’’ paparnya.