Jawa Pos

Siap Sambut Musim Timur

Jadi Favorit karena Tangkapan Selalu Banyak

-

SURABAYA – Setelah hampir sebulan tak melaut karena cuaca tak menentu, nelayan-nelayan di Surabaya bersemanga­t menunggu datangnya April. Mereka bersiap menyambut datangnya musim timur alias kemarau. Musim yang menjadi favorit. Sebab, cuaca lebih stabil dan tangkapan bisa mencapai 10 kilogram per hari.

Bihin merupakan salah seorang nelayan yang girang menjelang musim kemarau. Dia sudah membayangk­an bisa menangkap banyak rajungan saat musim timur. Para nelayan menamai musim kering sebagai timur karena angin yang berembus banyak dari timur.

Musim kemarau memang jadi favorit di antara tiga musim dalam kamus mereka. Selain musim timur, ada musim barat dan musim cetekan (dangkal). Saat musim barat, ada faktor hujan yang membuat pergerakan ombak tak terduga. Karena itu, dari awal tahun, nelayan tak terlalu berani berlayar jauh.

’’Kami ya tebar jala di wilayah sekitar Tanjung Perak saja. Kalau jauh-jauh, namanya nganter nyawa,’’ ujarnya. Sementara itu, cetekan adalah musim yang paling berbahaya karena sering terjadi angin kencang. Musim yang biasa berlangsun­g dari akhir Agustus hingga awal November.

Nah, saat musim panas, faktor yang dilihat hanya pergerakan angin. Apalagi saat plenggong atau kondisi di mana tidak ada angin sama sekali di laut. Nelayan sudah pasti langsung menyerbu perairan untuk berburu rajungan. ’’Kalau sudah ramai, semua pasti kebagian. Bisa dapat sampai Rp 500 ribu per hari,’’ jelas Bihin.

Ketua Rukun Nelayan Kelurahan Tambak Wedi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Mustofa berharap nanti tidak ada anomali sepanjang musim panas ini. Dengan begitu, 230 nelayan dalam lima kelompok di Kelurahan Tambak Wedi bisa lancar dalam mencari nafkah. ’’Kalau timuran itu cenderung stabil. Jadi, nelayan bisa melaut dengan tenang,’’ ujarnya.

Sementara itu, prakirawan cuaca Stasiun Meteorolog­i Maritim Tanjung Perak Badan BMKG Ady Hermanto menjelaska­n, musim kemarau memang sudah dekat. Sebab, posisi matahari di selatan khatulisti­wa selama awal tahun kembali lagi ke 0 derajat lintang bumi. ’’Kami prediksi awal April mulai panas. Mungkin bisa siapsiap uang untuk beli es yang banyak,’’ kelakarnya.

Namun, bukan berarti nelayan boleh langsung tancap gas. Sebab, sampai sekarang ada prediksi ombak tinggi di perairan utara Jawa Timur. Lebih tepatnya, pada 21 dan 22 Maret di mana angin dari arah utara khatulisti­wa dan selatan khatulisti­wa bakal bertemu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia