Potret Kecantikan Tohoku
Sebelum Tsunami dan Banjir Dahsyat Melanda
SURABAYA – Tohoku itu indah, cantik, subur, dan makmur. Itulah salah satu pesan utama yang ingin disampaikan dalam pameran foto bertajuk Tohoku Through the Eyes of Japanese Photographers di Orasis Art Gallery kemarin (19/3).
Daisuke Kato, assistant director Japan Foundation di Jakarta, mengungkapkan bahwa pameran tersebut juga dimaksudkan untuk mengangkat dan memperkenalkan sisi lain Tohoku. Sebab, selama ini orang lebih banyak mengenal wilayah yang terletak di sisi timur laut Pulau Honshu, Jepang, itu sebagai daerah bencana. Tohoku memang pernah mengalami banjir dan tsunami yang cukup dahsyat pada 11 Maret 2011.
’’Kami ingin mengenalkan dan memberi tahu bahwa jauh sebelum bencana terjadi, Tohoku itu salah satu wilayah yang subur, kaya dengan budaya,’’ kata Daisuke.
Karena itu, tidak heran jika fokus pameran foto tersebut sepenuhnya menampilkan gambaran masyarakat, kebiasaan, budaya, hingga daya tarik kekayaan alam di Tohoku pada 1940–2010. Bahkan, dia menyebut Tohoku merupakan salah satu penghasil ikan terbaik di Jepang.
Dia menuturkan, pameran itu sebetulnya diinisiasi Japan Foundation sejak 2012. Tepatnya saat peringatan satu tahun bencana Tohoku. Dari situ dikumpulkan beberapa foto karya fotografer profesional, kemudian dipilih 100 foto. Hasil jepretan sembilan fotografer perorangan dan satu kelompok fotografer. Terutama foto-foto yang dirasa bisa mewakili gambaran Tohoku pada masa lalu. Setiap fotografer memiliki ciri khas tersendiri.
Sebut saja, Taisuke Chiba dan Ichiro Kojima yang lebih banyak menggambarkan Tohoku mulai 1950 hingga 1960-an. Potretpotret yang dibidik Ichiro fokus pada lanskap Tohoku dengan bentang alam pertanian yang luas. Sementara itu, Taisuke memotret kehidupan sehari-hari masyarakat pegunungan yang berkutat di bidang pertanian.
’’Masyarakat Tohoku kini sudah bangkit, meski belum 100 persen. Bertani juga masih jadi pekerjaan utama. Salah satu ciri khasnya, setiap kali panen mereka akan menyimpannya untuk musim dingin di mana pasokan makanan akan cukup sulit didapatkan,’’ papar Konsul Muda Konjen Jepang di Surabaya Keigo Kashiwabara.