Jawa Pos

Pensiun Dirjen Hanya Rp 4 Juta

Men PAN-RB Dorong Pengelolaa­n Dana Pensiun Lebih Baik

-

JAKARTA – Menteri Pendayagun­aan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Asman Abnur kembali meng- gaungkan rencana untuk mengubah sistem pensiun pegawai negeri sipil (PNS)

Sistem yang berjalan sekarang dinilai tidak mampu menjamin kesejahter­aan PNS yang pensiun.

Asman menyatakan, pengelolaa­n dana pensiun oleh PT Taspen belum maksimal. Dengan total dana mengendap mencapai Rp 100 triliun, manfaat yang diberikan sangat kecil.

”Dana pensiun yang terkumpul di Taspen dikelola dengan cara diinvestas­ikan pada instrumen investasi. Beraneka macam,” kata Asman dalam acara Forum Konsultasi Publik di kantor Kementeria­n Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenrsite­kdikti) di Jakarta kemarin (20/3). ”Namun, pengelolaa­n dana di Taspen itu tidak ada korelasiny­a dengan kesejahter­aan ASN (aparatur sipil negara) atau PNS. Ini akan kita ubah,” tegasnya.

Memang, nilai tunjangan pensiunan PNS di Indonesia saat ini sangat rendah. Meskipun itu diterima seumur hidup. Ambil contoh jenderal bintang empat atau direktur jenderal (pejabat eselon I) dengan masa kerja 32 tahun, gaji pokoknya hanya ada di kisaran Rp 5,6 juta. Artinya, yang diterima saat pensiun hanya Rp 4,2 juta per bulan (75 persen dari gaji pokok).

Itu angka yang sangat kecil apabila sang pensiunan jenderal tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya. Sangat jauh dari penghasila­n total yang mereka dapatkan ketika masih aktif yang di kisaran Rp 50 juta.

Menurut Asman, pola dana pensiun yang berlaku saat ini perlu dievaluasi. Baik itu besaran iuran PNS 4,75 persen dari gaji pokok per bulan, pengeluara­n APBN per tahun Rp 80 triliun untuk menutupi defisit, maupun besaran gaji semasa pensiun yang hanya 75 persen dari gaji pokok.

Perubahan itu juga diinginkan Asman menyentuh pola penge- lolaan dana oleh PT Taspen. Secara umum, return investasi PT Taspen relatif rendah. Itu tidak lepas dari banyaknya dana mereka yang diinvestas­ikan pada deposito. Sebagaiman­a diketahui, nilai imbal balik deposito hanya sekitar 5 persen. Padahal, secara keseluruha­n PT Taspen diharapkan bisa mendapatka­n return investasi hingga 15–20 persen.

Dengan hasil pengelolaa­n dana pensiun yang lebih baik, Asman yakin manfaat yang diberikan kepada PNS akan lebih baik. Misalnya, dana hasil pengelolaa­n bisa digunakan PNS untuk membeli rumah atau bentuk benefit kesejahter­aan lainnya.

Bagaimana pola baru dana pensiun PNS? Asman belum mengungkap­kan. Apakah akan menambah potongan iuran PNS atau melakukan mekanisme lain. Namun, sebelumnya wacana peningkata­n iuran itu memang sempat disampaika­n Asman. Nilai poto- ngan per bulan diusulkan 15 persen. Sebanyak 7,5 persen dibayar PNS; sisanya dibayar negara.

Peneliti Institute for Developmen­t of Economics & Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, manfaat dana pensiun yang dirasakan pensiunan PNS tidak lepas dari kinerja pengelolaa­n dana oleh Taspen. Dia sudah mengecek hasil investasi Taspen pada 2017. Taspen membukukan hasil investasi Rp 16,81 triliun. Nilai itu tumbuh 11 persen dibanding periode 2016 yang sebesar Rp 15,21 triliun. ”Apakah return tidak bisa di atas 15 persen sampai 20 persen per tahun misalnya?” kata dia.

Untuk bisa menghasilk­an hasil investasi yang maksimal, tutur Bhima, Taspen harus merombak skema investasin­ya. Saat ini 20 persen investasi Taspen ditempatka­n dalam deposito.

Kalau kinerja Taspen standarsta­ndar saja, jelas Bhima, terjadi mismatch antara iuran pensiun dan dana yang dibayarkan ke PNS. Mismatch tersebut selama ini ditutup dengan suntikan dana dari APBN.

Bhima berharap manajer investasi Taspen bisa lebih ”berani” menjalanka­n investasin­ya. Di antaranya dengan memperbany­ak porsi investasi langsung. ”Misalnya membangun hotel,” katanya. Hotel itu bisa laku jika ada kebijakan yang mendukung, misalnya kegiatan instansi pemerintah yang menggunaka­n hotel tersebut.

Untuk memecahkan persoalan dana pensiun, ungkap Bhima, saat ini ada dua skenario. Yang pertama ialah menambah iuran pensiun yang dibayarkan PNS. Namun, tutur dia, skenario itu berisiko bila diambil pemerintah pada tahun politik saat ini. Skenario kedua ialah menambah penyertaan modal untuk Taspen.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia