Ganjar Jenguk Kiai NU, Ida Temui Anak Pendiri NU Wonogiri
SEMARANG – Gubernur Jateng nonaktif Ganjar Pranowo menjenguk KH Ahmad Zaenuri dan Agus Nurus Saban di Rumah Sakit Tugurejo, Semarang. Kiai asal Kendal itu mengalami luka akibat aksi bacok pengamen yang depresi.
Ganjar mengunjungi Kiai Zaenuri di RSUD Tugurejo pada Senin malam (19/3). Zaenuri bersama Agus, menantunya, dirawat di Ruang Kenanga dengan pantauan langsung dari pihak keluarga. ”Matur nuwun sampun rawuh, Pak Gub,” kata Zaenuri dengan nada lemah. Dia masih terbaring di tempat tidurnya. Tangan kirinya dibalut perban. Begitu juga kepala bagian kanan dan kaki kiri pengurus NU ranting Desa Truko, Kecamatan Kangkung, Kendal, itu.
Sedangkan Agus hanya terluka di pelipis kanan. Rencananya, luka tersebut dijahit. Sedangkan operasi lebih serius akan dijalani Zaenuri karena luka di tangannya mengenai nadi. ”Ya wis, mudah-mudahan lancar semua ya, lekas sehat, seger waras,” ujar Ganjar seperti ditulis dalam rilisnya kemarin (20/3).
Ganjar mengatakan sudah menelepon direktur utama RSUD Tugurejo untuk memberikan perhatian lebih kepada kedua korban. Ganjar juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Berdasar informasi, si pelaku sudah ditangkap serta masih menjalani penyidikan. Mengenai motif, sejauh ini polisi menyimpulkan aksi itu sebagai tindak kriminal biasa.
Pada bagian lain, calon wakil gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah bersilaturahmi di Ponpes Gani Tirto Asri, Tirtomoyo, Wonogiri. Ida meminta restu pengasuh Ponpes Gani Tirto Asri KH Muhsin Idris. Di ponpes itulah struktur Nahdlatul Ulama (NU) Wonogiri terbentuk pada 1982. Pimpinan pertama NU Wonogiri adalah Muhammad Idris (almarhum), ayahanda KH Muhsin Idris. Kiai Muhsin memberikan restu dan mendoakan Ida berhasil dalam pilgub Jateng. ”Insya Allah ada jalan,” ujarnya.
Di ponpes itu, Ida juga diminta untuk memberikan motivasi kepada ratusan santri. Menurut Ida, meski saat ini mondok, apa pun harus bisa dilakukan para santri pada masa mendatang. ”Mau jadi politisi, harus bisa. Jadi pengusaha juga harus bisa,” katanya.
Dia menceritakan sosok KH Wahab Chasbullah, salah satu tokoh pendiri NU. Kiai Wahab layak menjadi inspirasi para santri. ”Beliau tak hanya bergerak soal agama, tapi juga politik, maupun menjadi pengusaha,” jelas cawagub pendamping Sudirman Said itu. Sebab, papar dia, seorang santri juga memiliki tanggung jawab sosial. Santri harus mampu mengembangkan diri untuk berkontribusi kepada masyarakat.
”Pulang dari mondok, jangan hanya jadi kiai. Semua punya kesempatan jadi presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, dan bupati santri,” tegasnya.