Produk Lokal Masih Favorit
Musim ini produk apparel lokal bersaing ketat dengan apparel asing sebagai mitra klub Liga 1. Terdapat sepuluh apparel lokal plus dua produksi klub di antara 18 kontestan kompetisi sepak bola tertinggi tanah air itu.
MBB dan Specs merupakan dua apparel lokal yang bekerja sama dengan lebih dari satu klub di Liga 1. MBB bersama Madura United dan PS Tira, sedangkan Specs dengan Arema FC, Persipura Jayapura, serta Persija Jakarta. Sisanya, ada Riors, Calci, DJ Sport, Sportama, dan Noij.
Selain itu, ada Bali United dan Persebaya yang memutuskan tidak bekerja sama dengan apparel mana pun. Mereka memilih memproduksi sendiri. ’’Kami memilih produksi sendiri karena bisa mendesain jersey sesuai permintaan pemain,’’ kata Direktur Bisnis Persebaya Masany Audri.
Alasan yang berbeda dikemukakan pihak Bali United. Produksi jersey secara mandiri dinilai mampu menekan harga. Dengan begitu, fans bisa lebih memilih membeli jersey orisinal. Saat ini harga jersey Bali United hanya Rp 350 ribu. ’’Kalau pakai apparel, harganya bisa Rp 700 ribu,’’ jelas CEO Bali United Yabes Tanuri.
Strategi tersebut dinilai berhasil. Sebab, selama 2017, klub berjuluk Serdadu Tridatu itu menjual 7 ribu jersey dari store
mereka. Meski produksi sendiri, Bali United dan Persebaya mengklaim bahwa kualitas jerseybua
tan mereka bagus dan bisa bersaing dengan produk apparel.
Lalu, Persija memilih Specs sebagai partner ketimbang produk asing karena secara kualitas sesuai. Musim lalu klub berjuluk Macan Kemayoran tersebut bermitra dengan League. ’’Specs ini produk dalam negeri yang kualitasnya tak kalah dengan asing,’’ ungkap Direktur Utama Persija Gede Widiade. Alasan lain, nilai kontrak yang diajukan Specs besar. ’’Jumlahnya miliaran lah,’’ ujarnya.
Specs merupakan apparel lokal yang paling diminati dan bermitra dengan klub elite. Di luar Persija, mereka bekerja sama dengan Arema dan Persipura. Pesaing Specs untuk apparel lokal adalah MBB. Selain menjadi mitra Madura United dan PS Tira di Liga 1, mereka bermitra dengan klub-klub Liga 2 dan Liga 3. Sebagai produk lokal, MBB juga eksis di luar negeri dengan menjadi mitra beberapa klub asing. Selain klubklub Timur Tengah seperti Al Ittihad Aleppo (Syria), Al Karamah (Syria), dan Al Jazeera (Jordania), mereka bekerja sama dengan klub Rusia Hapt dan akademi klub Swedia Orebro.
’’Kami melihatnya lebih ke branding MBB. Itulah kelebihan kami, bersaing di luar untuk eksis di dalam negeri,’’ ujar Marketing Communication MBB Abdurrahman Fathony Syaukat.
Bersama Madura United dan PS Tira, MBB mensponsori seluruh kebutuhan apparel klub. Mulai jersey tanding, jersey latihan, polo shirt, hingga kebutuhan lain. Dalam kerja sama dengan tim lokal, MBB tidak menyokong fresh money. ’’Jadi, klub yang fresh money ada, tapi klub dari luar. Untuk di Indonesia, kontrak yang dengan fresh money belum,’’ jelas pria yang biasa disapa Toni itu.
Bersama PS Tira, MBB bermitra selama satu musim ke depan, sedangkan dengan Madura United belum dipastikan. Apabila di akhir musim evaluasi jersey
yang dikenakan bagus, tidak tertutup kemungkinan kerja sama antara MBB dan Madura United diperpanjang.
Jersey yang diciptakan MBB untuk Madura United mempunyai keunggulan dari segi evaporasi keringat. Dengan teknologi itu, sirkulasi udara antara jersey
dan tubuh pemain mempercepat keringnya keringat. Dengan begitu, ketika keringat pemain sudah banyak, terutama saat bermain di tengah hujan, jersey yang digunakan tetap ringan.
’’Saya kurang paham secara detail. Tapi, saya merasa lebih nyaman memakai
jersey musim ini,’’ ujar winger Madura United Bayu Gatra.(gus/nia/c16/ham)
UMBRO menjadi apparel asing yang musim ini paling banyak dipakai klub Liga 1. Produsen asal Inggris itu mensponsori PSM Makassar, Barito Putera, dan Bhayangkara FC. Selain mereka, apparel asing yang mensponsori klub tanah air adalah Nike, Joma, dan Forium.
CEO Umbro Ryan Gozali menjelaskan, pihaknya menyediakan semua kebutuhan klub, kecuali sepatu. Pilihan mensponsori PSM dan Barito Putera diambil karena dua tim itu punya tradisi panjang di sepak bola Indonesia. Sedangkan Bhayangkara FC merupakan juara bertahan.
Menurut dia, klub berjuluk The Guardian tersebut menjadi kekuatan baru di sepak bola Indonesia. Meski terhitung anak baru di kancah nasional, prestasi yang ditorehkan cukup mentereng. ’’Bhayangkara FC kami pandang jadi satu indikator sepak bola Indonesia berkembang. Kami ingin jadi bagian di situ,’’ bebernya.
Umbro berani mensponsori Bhayangkara FC selama dua tahun. Artinya, hingga 2019, apparel Umbro akan ada di jersey Indra Kahfi dkk. ’’Ada opsi perpanjangan setahun setelah itu. Kami akan menyuplai semua kebutuhannya,’’ paparnya.
Agar bisa diterima masyarakat dan laku keras, Umbro berencana menjual jersey tiga tim itu dalam tiga versi, yakni kelas I, II, dan III. Jersey kelas I akan dijual sekitar Rp 599 ribu, kelas II Rp 299 ribu, dan kelas III Rp 199 ribu. ’’Kualitasnya sama dengan tim-tim internasional. Jadi, sudah tidak ada alasan untuk beli produk tidak orisinal lagi. Suporter itu seharusnya membantu klub dengan beli produk orisinal,’’ tegasnya.
Sementara itu, Nike memilih bekerja sama dengan Borneo FC. Direktur Fisik Football (Retail Nike di Indonesia) Adrian Riyadi menjelaskan tidak hanya ingin dikenal sebagai penjual produk Nike terlengkap di Indonesia. Lebih dari itu, Adrian ingin ikut berkontribusi terhadap sepak bola Indonesia. ’’Kenapa Borneo FC? Sebab, saat ini kami anggap sebagai tim yang bergengsi,’’ terangnya.