Kerjakan Soal USBN di Handphone
SURABAYA – Tidak semua sekolah memiliki jumlah komputer maupun laptop yang mengimbangi kuota siswa. Kalau sudah begitu, handphone menjadi jalan keluar. Misalnya, yang terjadi di SMKN 1. Keputusan tersebut diambil karena sekolah ingin seluruh siswa kelas XII mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dalam satu sesi saja.
Sekolah di Jalan Smea, Wonokromo, itu memiliki 975 siswa kelas XII. ’’Jumlah komputer yang dimiliki sekolah tidak sebanyak itu,’’ ujar Kepala SMKN 1 Bahrun kemarin (20/3). Selain itu, tidak semua siswa memiliki laptop. ’’Tapi, semua pasti punya HP,’’ tambah Bahrun.
Menurut dia, hal itu menguntungkan, baik dari sisi sekolah maupun siswa. Sebab, jadwal ujian siswa SMK sangat padat. Pada USBN tahun ini, seluruh mapel diujikan. Untuk siswa SMK, jumlah mapel pada USBN tercatat ada 17 mapel yang harus diselesaikan pada Senin (12/3) hingga besok (22/3)
’’Satu hari rata- rata dua mapel. Kalau dibagi menjadi dua sesi, bakal lama pelaksanaannya,’’ papar Bahrun.
Setelah USBN, para siswa akan menghadapi ujian nasional berbasis komputer (UNBK). UNBK SMK dilaksanakan pada 2–5 April. ’’Kasihan siswa juga. Mereka butuh istirahat,’’ kata Bahrun.
Meski menggunakan HP, pihak sekolah menjamin tidak ada kecurangan. Pihak sekolah memberikan pengawasan ketat. Sebelum masuk ke ruang ujian, SIM card HP setiap siswa dikumpulkan. Dengan begitu, siswa hanya bisa mengakses aplikasi USBN. Kalau ada yang membuka program atau aplikasi lain, program USBNnya langsung logout. ’’Siswa itu tidak dapat membuka sistem USBN-nya lagi,’’ jelas Bahrun.
Kalau itu terjadi, siswa rugi lantaran nilai USBN menjadi taruhan kelulusan. Pihak sekolah sebelumnya melakukan sosialisasi terkait hal tersebut kepada siswa saat persiapan ujian. ’’Kejujuran tetap nomor satu,’’ katanya.
Pihak sekolah juga memasang CCTV di setiap ruang ujian. Ada 26 ruangan yang digunakan. Segala aktivitas siswa terpantau di monitor yang diletakkan di ruang pengawas ujian sekolah. Peluang menyontek semakin kecil dengan adanya empat paket soal ujian. Soal satu siswa dengan siswa di kanan-kirinya berbeda. Kecurangan dalam ujian pun dapat diminimalkan.
Nilai USBN berperan 40 persen dalam menentukan nilai akhir (NA) siswa yang menjadi pedoman kelulusan. Porsi 60 persennya didapat dari nilai sekolah (rapor semester 1–5). Selain itu, perilaku siswa selama sekolah menjadi pertimbangan penting. Setiap siswa diwajibkan hadir mengikuti kegiatan belajar-mengajar di sekolah minimal 90 persen. ’’Kalau semua terpenuhi, siswa dinyatakan lulus,’’ papar Bahrun.