Tempe Adalah Warisan Budaya
Hendak Didaftarkan ke UNESCO
SURABAYA – Sejak zaman kerajaan masyarakat Nusantara akrab dengan tempe. Hingga kini, makanan dengan bahan dasar kedelai itu masih dikonsumsi. Bahkan sudah dikenal lebih dari 20 negara di dunia.
Oktober lalu tempe baru saja diterima dan ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai warisan budaya nasional. Selanjutnya, tempe akan didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Ketua Forum Tempe Indonesia Made Astawan menuturkan, perkembangan tempe kini semakin baik. Makin banyak produsen yang membuat tempe sesuai SNI. ’’Bahkan, kini sudah ada standar internasionalnya, yaitu Codex,’’ tuturnya dalam event 13th SE Asia Soy Food Symposium di Ballroom A Shangri-La Hotel Surabaya kemarin (20/3).
Untuk menjadikan tempe sesuai standar dunia, lanjut Made, teknik pembuatannya harus beda. Yakni, menggunakan teknologi dalam pembuatannya, lebih higienis, dan variatif. ’’Dengan diterimanya tempe sebagai warisan budaya dari Indonesia oleh UNESCO, produksi tempe diharapkan semakin beragam dan anak-anak muda tidak malumalu lagi karena sudah diterima
dunia,’’ katanya.
Guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) Prof Agustinus Ngadiman menyatakan, tempe memang layak menjadi warisan budaya. Sebab, bukan hanya orang Indonesia
yang mengonsumsinya, tetapi sudah tersebar ke berbagai negara. ’’Bahkan, mereka justru memodifikasi tempe menjadi olahan yang lebih bernilai jual,’’ paparnya.
Sementara itu, 13th SE Asia Soy Food Symposium merupakan kegiatan yang diselenggarakan United State Soybean Export Council (USSEC). Dalam acara tersebut, tampil beberapa pembicara dari Indonesia, Singapura, Meksiko, dan US. Bukan hanya itu, peserta yang hadir berasal dari Filipina, US, India, Jepang, Indonesia, Vietnam, dan Singapura.