Jawa Pos

Motif Batik Molekul Trisomy

Simbol Mahasiswa Ubaya Peduli Anak Down Syndrome

-

SURABAYA – Dian Iqbal Fanani dan Chessa Uly Thalia berhatihat­i saat menggoresk­an canting pada kain putih di teras gedung Internatio­nal Village Universita­s Surabaya (Ubaya) kemarin. Kain tersebut telah dibingkai dengan motif molekul trisomy. Yakni, motif kelainan genetis anak down syndrome yang mempunyai kelebihan satu kromosom 21.

Tujuan diciptakan­nya motif itu adalah simbol kepedulian terhadap anak-anak penyandang down syndrome. Iqbal dan Chessa tidak sendiri dalam menelurkan ide tersebut. Mereka dibantu Imelda Sukamto, Fernando Tjahjono, dan Yesica Athisky Gunawan.

Karya itu diangkat menjadi tugas akhir yang menggabung­kan dua fakultas. Yakni, fakultas teknobiolo­gi dan industri kreatif. Batik dengan motif trisomy tersebut tidak hanya dibuat untuk baju, tetapi juga dipadukan dalam desain tas dan sepatu.

Iqbal menuturkan, ide tersebut berawal dari bentuk keprihatin­an terhadap anak-anak down syndrome yang selama ini kerap dipandang sebelah mata. Bahkan, anak berkebutuh­an khusus (ABK) tersebut juga sering mendapatka­n perlakuan buruk atau bullying. ’’Di kampung saya, ada anak

down syndrome. Kerjaannya selalu di-bully teman-temannya. Rasanya kasihan,’’ katanya.

Menurut Iqbal, selama ini motif batik hanya diambil dari cerita rakyat. Kali ini, dia bersama timnya ingin mengambil cerita dari kehidupan nyata anak-anak

down syndrome. Dengan begitu, masyarakat semakin peduli kepada mereka. ’’Ada tiga motif yang dimasukkan ke batik karyanya,’’ katanya.

Chessa menyebut deoxyribon­ucleic acid (DNA), protein, dan kromosom. Kromosomny­a disimbolka­n dengan tiga motif batik parang. Sebab, anak down syndrome memiliki kelebihan kromosom 21. ’’Poinnya ada di tiga kromosom dalam batik,’’ ujarnya.

Batik yang dibuat saat ini masih berbentuk cap. Itu memudahkan untuk memproduks­inya. Namun, kualitasny­a tetap bagus jika dibandingk­an dengan print. Kini, batik mereka digunakan untuk seragam batik yang wajib dimiliki seluruh karyawan dan dosen Ubaya. ’’Ke depan, kami ingin terus mengedukas­i masyarakat lewat batik. Salah satu proyek baru, batik insulin tentang diabetes,’’ tuturnya.

 ?? DIKA KAWENGIAN/JAWA POS ?? BENTUK KEPEDULIAN: Dian Iqbal Fanani (kiri) dan Chessa Uly Thalia memperliha­tkan proses membatik motif molekul trisomy di teras gedung Internatio­nal Village Universita­s Surabaya kemarin.
DIKA KAWENGIAN/JAWA POS BENTUK KEPEDULIAN: Dian Iqbal Fanani (kiri) dan Chessa Uly Thalia memperliha­tkan proses membatik motif molekul trisomy di teras gedung Internatio­nal Village Universita­s Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia