Mewarnai Kain dengan Kayu Alami
SURABAYA – Kain polos dapat diubah menjadi unik dengan sentuhan warna natural. Irfandaris Saputra, Veronica Ajeng Larasati, Rachma Nindya Heris, dan Naufal Afif Azfar mengajak peserta workshop natural dyed scarf dalam grand opening Qubicle Suropati kemarin (20/3).
Teknik yang digunakan adalah tie dye. Itu merupakan teknik mewarnai kain dengan cara diikat, lalu dicelup ke zat warna. ’’Kalau biasanya pakai pewarna buatan, kami pakai alami dari kayu,’’ ungkap Irfan.
Irfan menjelaskan, kayu memiliki jenis beragam. Setiap kayu memiliki warna yang berbeda. Variasi tersebut menyempurnakan pewarnaan terhadap kain. ’’Tidak kalah dengan zat warna,’’ kata pria 22 tahun tersebut. Dua jenis kayu yang sering digunakan adalah kayu secang dan tegeran.
Irfan dan kawan-kawannya membuat warna dengan cara mengekstrak kayu. Proses tersebut, lanjut dia, membutuhkan waktu semalam. Setelah tersedia, barulah warna digunakan untuk mewarnai kain. Tetapi, bukan sembarang kain dapat digunakan. ’’Pilih kain yang mudah menyerap zat cair,’’ kata Veronica. Misalnya katun, sutra, dan linen.
Kain-kain tersebut membutuhkan treatment khusus sebelum diberi warna. Kain direbus dengan soda abu dan tawas. Cara itu disebut dengan mordan. Teknik itu bertujuan menghilangkan zat kimia dan kotoran yang tertinggal pada kain. Dengan begitu, kain lebih mudah mengikat warna.
’’Warna jadi lebih awet. Tidak mudah luntur,’’ jelas Veronica. ’’Rebusnya juga butuh waktu lama. Tapi, untuk workshop ini, kami sudah mempersiapkan sebelumnya,’’ ujarnya.