Jawa Pos

Hibah Tanah untuk FR Macet

Bulan Depan Kembali Bebaskan Lahan Warga

-

SIDOARJO – Proyek frontage road (FR) berlanjut dengan upaya pembebasan lahan. Bulan depan berlangsun­g kembali pembebasan lahan di tujuh desa. Mulai dari Desa Kedungrejo, Waru, Gedangan, Sruni, Tebel, Banjarkema­ntren, hingga Buduran. ’’Kami sudah berkoordin­asi dengan Kantor Pertanahan Sidoarjo untuk mempermuda­h pembebasan lahan,’’ kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sigit Setyawan kemarin (20/3).

Selain tanah warga, terdapat 31 perusahaan sepanjang Jalan Raya Waru–Buduran yang tanahnya terdampak proyek FR. Hingga kini, ujar Sigit, tetap sebelas perusahaan yang bersedia menghibahk­an lahannya. ’’Satu per satu pabrik akan kami datangi lagi,’’ ucapnya.

Selain itu, dinas PUPR meminta bantuan sejumlah perhimpuna­n pengusaha. Misalnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidoarjo serta forum corporate social responsibi­lity (CSR).

Menurut Sigit, perusahaan sebenarnya mendukung pembanguna­n FR. Sebab, banyak keuntungan yang didapatkan perusahaan dari pembanguna­n jalan pendamping arteri tersebut. Contohnya, lancarnya arus keluar masuk barang ke perusahaan. Pengiriman barang tidak terkendala kemacetan.

Namun, pihak perusahaan masih membutuhka­n waktu untuk menelaah rencana itu. Sebab, hal tersebut berhubunga­n dengan aset perusahaan. ’’Jika tanah dihibahkan, aset yang awalnya dimiliki perusahaan akan berpindah tangan dikuasai pemkab,’’ ucap Sigit.

Mantan kepala dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) itu mengatakan, memang ada sejumlah perusahaan yang meminta timbal balik dari penyerahan lahan tersebut. Sejauh ini, pemkab belum bisa membuat kebijakan membeli lahan perusahaan. ”Yang kami lakukan tetap mengharapk­an perusahaan menghibahk­an lahannya,” tuturnya.

Cara lainnya, meminta bantuan pemerintah pusat. Misalnya, pengajuan dana alokasi khusus (DAK). Dengan bantuan uang dari pemerintah tersebut, pemkab bisa membeli lahan milik perusahaan. ”Kalau persoalan pembebasan tahah sudah klir, kami baru ajukan DAK,” jelasnya.

Pembanguna­n FR direncanak­an sejak 2013. Jalan sepanjang 9,2 km itu membentang dari Waru hingga Buduran. Fungsinya, sebagai jalur pengurai kemacetan. Sayang, program prioritas tersebut masih berjalan lambat. Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Sidoarjo Agoes Boedi Tjahjono menjelaska­n, pemkab tetap mencoba melakukan pendekatan pada perusahaan untuk menghibahk­an tananhya. Namun, jika rencana itu tetap gagal, Agoes menyatakan bahwa pemkab bisa membuka opsi baru. Yakni, membeli lahan milik perusahaan. ’’Untuk percepatan pembanguna­n pembelian salah satu solusi,’’ katanya.

Nah, ketika opsi pembelian itu dipilih, konsekuens­inya, pemkab harus mengalokas­ikan dana besar dari APBD. Menurut Agoes, usulan tersebut akan dirapatkan terlebih dulu. ”Yang jelas, FR harus terwujud,” ucapnya.

Waru–Buduran

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? BELUM TERSAMBUNG: Proyek fontage road terhenti di wilayah Sruni. Bulan depan dinas PUPR melanjutka­n pembebasan lahan milik warga.
BOY SLAMET/JAWA POS BELUM TERSAMBUNG: Proyek fontage road terhenti di wilayah Sruni. Bulan depan dinas PUPR melanjutka­n pembebasan lahan milik warga.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia