Keluarkan Gas Beracun, Ijen Ditutup
Korban 27 Orang, 178 Diungsikan
BANYUWANGI – Pendakian ke Ijen ditutup total. Itu terjadi setelah pada Rabu malam lalu (21/3) kawah gunung di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso, Jawa Timur, tersebut mengeluarkan gas beracun
Kepala BKSDA Wilayah V Banyuwangi Sumpena saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Banyuwangi Kamis (22/3) mengatakan, penutupan itu termasuk berlaku untuk jalur pendakian dari arah Sempol, Bondowoso, menuju Paltuding Ijen, Banyuwangi. Berlaku sampai beberapa hari ke depan. Juga untuk aktivitas penambangan belerang.
”Korban dari gas beracun ini ada 27 orang, 11 di antaranya sampai saat ini masih dirawat, sedangkan 16 lainnya sudah boleh pulang. Semuanya warga Bondowoso,” terang Sumpena.
Dia menambahkan, sebagian besar korban yang terkena gas beracun tengah berada di dekat sungai yang mengalir dari Kawah Ijen. Mereka menghirup gas yang mungkin dibawa oleh gelembung-gelembung gas yang mengalir melalui air sungai.
Semuanya dirawat di Puskesmas Sempol. Hanya dua di antaranya yang paling parah dirujuk ke RSU Soebandi Bondowoso.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen Bambang Heri Purwanto menambahkan, penyebab munculnya gas beracun dipicu curah hujan tinggi di danau yang berada di Kawah Ijen. Kondisi itu membuat suhu air di atas danau berbeda dengan suhu air di bawahnya.
Dampaknya, terjadi konveksi yang menimbulkan proses boiling sehingga muncul gelembunggelembung gas yang berisi gas beracun. Misalnya hidrogen sulfida (H2S), karbon monoksida (CO), dan karbon dioksida (CO2).
Masalah gas beracun, terang pria yang akrab disapa Heri itu, sebenarnya selalu ada. Tapi, mudah terurai ketika terkena cahaya matahari. ”Namun, karena hujan deras, gas tidak bisa terurai. Justru konsentrasinya semakin pekat. Mereka terjebak di dalam buble (gelembung), lalu keluar mengikuti aliran sungai kawah,” katanya.
Karena aliran sungai kawah mengarah ke Kali Banyupait, Bondowoso, orang-orang yang kebetulan ada di sekitar sungai terkena dampak gas beracun itu.
Heri menambahkan, jika tidak segera ditangani, korban yang menghirup H2S, CO, atau CO2 secara terus-menerus bisa mengalami keracunan yang berakibat kematian. Karena itu, untuk sementara, kawah harus ditutup dulu, termasuk dari aktivitas penambangan belerang.
Sementara itu, prakirawan BMKG Banyuwangi Beni Gumintar memprediksi hujan di wilayah Kawah Ijen masih terjadi selama dua hingga tiga hari ke depan.
Dari Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, hingga saat ini belum ada kenaikan aktivitas vulkanis yang signifikan. Namun, gas yang dikeluarkan cukup pekat. Sebanyak 178 jiwa warga juga sudah dievakuasi dari empat dusun terpapar, yaitu Margahayu, Krepekan, Watucapil, dan Kebun Jeruk. Mereka diungsikan ke tempat aman di Masjid Sempol, rumah warga, dan puskesmas.