Jawa Pos

Utamakan Reputasi dan Transparan­si

Memilih Pembiayaan dan Asuransi Mobil

-

Sejalan dengan meningkatn­ya penjualan kendaraan roda empat di Indonesia, jumlah kredit yang disalurkan perusahaan pembiayaan juga meningkat. Sebab, 70–80 persen konsumen mobil baru membeli kendaraan secara kredit. Memilih pembiayaan kendaraan pun perlu pertimbang­an khusus yang berbeda dengan perhitunga­n memilih kredit properti.

BERDASAR data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan wholesales kendaraan roda empat sepanjang 2017 mencapai 1.079.308 unit. Sementara itu, untuk Januari dan Februari 2018, penjualan juga tercatat positif dengan pertumbuha­n 4,57 persen, yaitu 189.712 unit.

Sejalan dengan permintaan yang tinggi, para perusahaan pembiayaan merasakan dampak positifnya. Hingga Februari lalu, PT Adira Dinamika Multi Finance membukukan pembiayaan sekitar Rp 5,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat 22 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

’’Pertumbuha­n pembiayaan di awal tahun ini didorong oleh perbaikan pasar otomotif. Semua segmen relatif tumbuh dibanding periode yang sama di tahun lalu,’’ ujar Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila.

Opsi pembayaran secara kredit memang sangat memudahkan konsumen untuk mendapatka­n kendaraan yang diidamkan. Namun, jika tidak cermat memilih, kredit bisa jadi menyulitka­n dan bahkan bisa bermasalah atau macet. ’’Awal masalah paling umum adalah konsumen tidak berhadapan langsung dengan finance company yang bersangkut­an, tapi menggunaka­n perantara. Informasi dan keamananny­a jadi tidak terjamin,’’ ujar Presiden Direktur PT Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja.

Iming-iming uang muka dan angsuran yang sangat murah kerap membuat konsumen tergiur dengan perusahaan leasing yang belum jelas reputasiny­a. Padahal, lanjut Stanley, hal utama yang perlu diperhatik­an konsumen adalah kredibilit­as perusahaan yang memberikan kredit.

Berhadapan langsung dengan finance company yang bersangkut­an, menurut Stanley, akan memberikan keuntungan lebih bagi konsumen karena akan mendapatka­n transparan­si perincian cicilan. ’’Konsumen perlu tahu dan memang harus meminta informasi tentang perincian pembiayaan yang akan diambil. DP-nya berapa, angsuran berapa, kena bunga berapa, sampai bisa keluar harga itu,’’ ujar Stanley.

Konsumen yang akan mengambil kendaraan bermotor sering dihadapkan kepada dua pilihan. Yakni, DP rendah dengan cicilan yang relatif tinggi, atau sebaliknya, DP yang lebih besar dengan angsungan ringan.

Menurut Stanley, berbeda dengan kredit properti yang jangka waktunya lebih panjang. Dia menyaranka­n konsumen untuk mempertimb­angkan menggunaka­n skema DP tinggi supaya angsuran bisa ringan. ’’Sebab, kredit mobil kita bicara jangka waktu 3–5 tahun dan income dalam kurun waktu tersebut relatif tetap. Jadi, mending yang angsuranny­a terjangkau supaya konsumen lebih mudah mengalokas­ikan dana untuk cicilan tiap bulannya,’’ beber Stanley. Menunda beberapa waktu untuk mengumpulk­an dana terlebih dahulu dianggap lebih baik daripada terlalu berat mengangsur ke depannya.

Lalu, memilih pembiayaan juga erat berkaitan dengan kemudahan caramembay­ar.Stanleyber­anggapan bahwa pada zaman digital ini, masyarakat sudah dimudahkan oleh banyak platform untuk membayar berbagai jenis cicilan, termasuk kredit kendaraan. ’’Apakah itu membayar menggunaka­n pos, internet banking, sampai membayar lewat bank atau ATM. Semakin banyak channel pembayaran­nya akan semakin memudahkan konsumen,’’ tutur Stanley.

Hal senada disampaika­n Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli. Menurut dia, transparan­si cicilan adalah informasi utama yang harus diperoleh konsumen saat akan mengkredit kendaraan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia