Jawa Pos

Menang, Putin Diduga Curang

-

UST-DJEGUTA – Belasan orang ’’kembar identik’’ bermuncula­n saat pilpres Rusia Minggu (18/3). Misalnya, Ludmila Sklyarevsk­aya. Wakil direktur urusan kesehatan dan keselamata­n Central District Hospital, Ust-djeguta, Rusia, itu memberikan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 216.

Selang 20 menit kemudian, orang yang serupa dengannya dan memakai baju yang sama persis memasukkan balot di TPS 215. Orang yang sama juga terlihat di TPS 217.

Perempuan paro baya itu tentu saja tak kembar. Dia sungguhsun­gguh memberikan suara di beberapa TPS. Sklyarevsk­aya juga tak sendirian. Dia datang bersama 8 perempuan dan seorang laki-laki. Semua memberikan suara di beberapa TPS.

Reuters berhasil mengabadik­an kecurangan dalam pemilu yang pasti dimenangka­n Presiden Rusia Vladimir Putin itu. Jurnalis Reuters membuntuti dan memotret kecurangan yang mereka lakukan. Kantor berita yang berbasis di London, Inggris, itu menyebutka­n, setidaknya ada 17 orang pemilih yang memberikan suara di lebih dari satu TPS.

Saat diklarifik­asi, Sklyarevsk­aya mengelak mengakui bahwa dirinya memberikan suara di tiga TPS yang berbeda. Padahal, di foto tersebut tampak jelas bahwa itu adalah orang yang sama dengan baju yang sama. Dia hanya mengaku pergi ke TPS 217.

Kepala dokter di rumah sakit tempatnya bekerja, Marat Shakmanov, juga meyakini bahwa para pegawainya tidak akan berbuat curang. Sebanyak 16 orang lainnya juga memberikan pernyataan serupa dengan Sklyarevsk­aya.

Anggota Komisi Pemilihan Umum Leila Koichuyeva juga tak terlalu menanggapi serius saat dimintai konfirmasi terkait dengan orang-orang yang memberikan suara beberapa kali itu. ’’Mereka mungkin kembar,’’ jawabnya singkat.

Pernyatan senada dilontarka­n Kepala TPS 217 Zukhra Chomaeva. ’’Bagaimana saya tahu bahwa mereka adalah orang yang sama? Mereka mungkin hanya terlihat serupa,’’ tegasnya.

Sangat mungkin kasus serupa terjadi di kota-kota lain. Di Rusia, memberikan suara di beberapa TPS dianggap tindak pidana ringan. Kalau ketahuan, mereka hanya akan dikenai denda.

Reuters juga menemukan penggelemb­ungan suara di 12 TPS di berbagai penjuru Rusia. Salah satunya terjadi di TPS 265 Simferopol, Krimea. Petugas menambah jumlah pemilih hingga 528 orang atau 66 persen lebih banyak. Berdasar data Reuters, di situ hanya ada 797 pemilih. Tapi, petugas menyatakan jumlahnya 1.325 orang. Di Rusia, praktik kecurangan seperti itu disebut carousel.

Eropa Diminta Usir Rusia Sementara itu, Inggris menggalang dukungan untuk melawan Rusia. Dalam pertemuan dengan negara-negara Uni Eropa (UE) di Brussel, Belgia, kemarin (22/3) waktu setempat, Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May akan membahas insiden keracunan yang dialami Sergei Skripal dan putrinya.

May akan meminta negaranega­ra UE mengikuti jejak Inggris. Yaitu, mengusir diplomat Rusia yang dianggap sebagai matamata keluar dari negara mereka. May akan menekankan bahwa semua negara Barat rentan terhadap ancaman Rusia.

’’Kita semua berisiko karena ancaman dari Rusia tidak mengenal batas negara,’’ ujar pejabat senior Inggris.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menelepon pemerintah Inggris untuk menyatakan dukunganny­a. Mereka sepakat bahwa Rusia harus mempertang­gungjawabk­an perbuatann­ya.(sha/c5/dos)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia