Tidak Segan Datangkan Pelatih dari Daerah Lain
Taman Bacaan Masyarakat Buluagung yang Tak Hanya Pinjamkan Buku
Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Buluagung sepertinya tidak sekadar ada kegiatan membaca buku. Ada pula berbagai kegiatan kesenian dan sebagainya di tempat itu.
ALUNAN musik salah satu lagu daerah terdengar cukup nyaring ketika Jawa Pos Radar Trenggalek berada di seputar Balai Desa Buluagung, Kecamatan Karangan, kemarin (23/3). Bersamaan dengan itu, terlihat beberapa anak mulai usia 5 hingga 11 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, di halaman tersebut.
Mereka terlihat antusias menjalankan kegiatan yang diinstruksikan seorang pelatih yang tentu orang dewasa. Ternyata, kegiatan anak-anak itu rutin dilakukan pada Jumat mulai pukul 14.00 dan Minggu pukul 09.00. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan TBM di wilayah itu.
”Ada berbagai kegiatan yang dinaungi TBM di sini. Semua itu ditentukan berdasar usia anak yang ambil bagian,” ungkap Bambang Dwi Putranto, salah seorang pencetus TBM di wilayah tersebut.
Kegiatan itu sengaja digelar karena keinginan beberapa warga lain untuk mendirikan TBM di wilayahnya dan sudah berjalan dalam waktu lama. Namun, seiring perkembangan zaman, diperlukan kegiatan inovatif lainnya untuk melestarikan keberadaan TBM.
Sebab, jika hanya membaca dan meminjamkan buku, pastinya TBM akan tergeser perkembangan zaman. Bersamaan dengan itu, timbul dalam benak pencetus ide untuk mengadakan kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Kegiatan tersebut meliputi latihan kesenian seperti menyanyi, menari, dan teater. Selain itu, ada kegiatan dalam hal literasi seperti mengarang dan membaca hingga pelatihan kerajinan untuk meningkatkan kewirausahaan warga.
”Ternyata, jerih payah yang kami lakukan berhasil. Sebab, selain meningkatkan budaya membaca, TBM bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan lainnya. Itu terbukti dengan banyaknya anak yang ikut bergabung, bahkan dari luar desa,” jelas pria yang juga dipercaya sebagai sekretaris Desa Buluagung tersebut.
Jumat sore dan Minggu pagi dipilih karena merupakan waktu yang optimal bagi seluruh anak yang bergabung. Sebab, setiap waktu itu, anak-anak tidak memiliki jadwal kegiatan yang biasa dilakukan setiap hari. Misalnya mengaji dan bersekolah.
Dengan demikian, lanjut Bambang, saat melakukan kegiatan, anak-anak lebih santai dan tidak terbebani kegiatan lain. Terbukti, belum ada satu tahun melaksanakan kegiatan tersebut, mereka sudah berani ditampilkan di hadapan para tamu undangan ketika ada suatu acara. ”Dengan minat anak yang seperti itu, kami tidak segan mendatangkan pelatih dari daerah lain yang teruji mahir dalam bidangnya,” ujar salah seorang pengurus TBM M. Faridul Imam.
Salah seorang pengurus TBM lainnya, Andik Widianto, menambahkan, selain memberikan kegiatan yang positif, kegiatan TBM bisa meningkatkan perekonomian warga setempat. Ada beberapa pedagang yang datang setiap TBM melaksanakan suatu kegiatan.
”Dengan kegiatan ini, banyak warga yang terbantu agar anak-anaknya tidak bermain semaunya dan bisa menambah perekonomian warga. Makanya, seluruh warga mendukung,” imbuhnya.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi Pemkab Trenggalek yang dibuktikan dengan memesan lukisan hasil karya TBM.