Jokowi: Tinggal Teken
Presiden Targetkan Penurunan Tarif Tol Pekan Depan
JAKARTA – Harapan masyarakat akan adanya penurunan tarif tol yang dianggap terlalu mahal segera terwujud. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, penurunan itu bakal diberlakukan setidaknya pekan depan.
”Akhir bulan ini sudah (direalisasikan, Red),” kata Jokowi saat ditemui di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, kemarin (23/3). ”Tinggal gitu saja,” lanjutnya seraya menunjukkan gerakan orang tanda tangan.
Presiden menjelaskan, pengkajian sudah dilakukan lintas kementerian. Mulai menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR), menteri perhubungan, hingga menteri BUMN. Hasil pengkajian itu telah disampaikan kepada presiden Kamis lalu (22/3).
Menurut Jokowi, ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh untuk menurunkan tarif tol. Mulai perpanjangan konsesi, penggabungan golongan kendaraan, hingga pemberian tax holiday bagi proyek-proyek pembangunan tol. Berdasar kalkulasinya, penurunan tarif tol nanti bisa 20 sampai 30 persen.
Soal apakah hal tersebut berlaku untuk semua tol, presiden belum bisa memastikan. Apalagi, kajian belum sepenuhnya selesai. ”Ini baru dihitung satu per satu. Jangan minta cepetcepet lah,” tuturnya.
Akhir bulan ini sudah (direalisasikan, Red).” JOKO WIDODO Presiden
Terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini draf mengenai kebijakan penurunan tarif tol tengah dirampungkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). ”Sekarang sedang dihitung lagi. Sedang dikerjakan. Yang menetapkan menteri PUPR,” ucapnya kemarin.
Seperti halnya yang disampaikan presiden, tarif tol bisa diturunkan dengan perpanjangan konsesi dan grouping golongan III–V. Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, kebijakan perpanjangan konsesi dipastikan hanya akan berlaku untuk ruasruas tertentu yang dinilai terlalu mahal dengan daya beli masyarakat yang masih rendah. Terutama untuk ruas antarkota.
Untuk opsi grouping, Herry memastikan bahwa kebijakan tersebut diberlakukan untuk seluruh ruas tol. Namun, penerapannya belum tentu serentak. Ruas-ruas tol yang punya potensi besar dilewati kendaraan logistik menjadi perhatian utama. Misalnya ruas tol Cikopo– Palimanan (Cipali). Menurut Herry, persentase kendaraan berat di ruas tol itu hanya 15 persen. Akibatnya beban jalan nasional sangat besar dan cepat rusak.